Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dosen PNUP Beri Alat Pencetak Batu Bata di Desa Kulo Sidrap

Dosen PNUP yang mendapatkan pembiayaan pada tahun 201, untuk melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM).

Penulis: CitizenReporter | Editor: Ansar
Citizen Reporter
Dosen PNUP memberikan bantuan Kepada Pengrajin Batu Bata di Sidrap 

TRIBUN-TIMUR.COM, SIDRAP - Pengrajin batu batu di Desa Kulo, Kecamatan Kul, Kabupaten Sidrap mendapatkan bantuan alat pengaduk dan pencetak batu bata.

Bantuan itu dari dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP).

Dosen PNUP yang mendapatkan pembiayaan pada tahun 201,  untuk melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM).

Itu dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset, dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (DRPM Kemenristekditki).

Apa Maksudnya Julukan Kawasan Emas Hijau Ibu Kota Baru Milik Prabowo Subianto? Kata Dahlan Iskan

30 Anggota DPRD Lutim Dilantik, Begini Harapan Tokoh Masyarakat Nuha

Dirlantas Polda Sulbar Resmi Berganti, Ini Jabatan Baru Kombes Chiko

Dosen yang mendapatkan pendanaan tersebut diketuai oleh Dr. Eng. Abdul Kadir Muhammad, S.T., M.Eng., dengan anggota Dr. Eng. Arman, S.T., M.T., dan A. M. Anzarih, ST., M.T.

Dosen PNUP tersebut, mendapatkan permasalahan utama yang dialami oleh pengrajin batu bata di Desa Kulo, tersebut terkait dengan susahnya proses pembuatan adonan, pencetakan, dan pembakaran batu bata.

Pengrajin batu bata selama ini dalam proses pembuatan adonan, dan pencetakan dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat yang sangat sederhana.

Oleh karena itu solusi yang ditawarkan tim PKM untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pengrajin tersebut, yaitu memperbaiki proses pembuatan adonan, dan pencetakan batu bata.

Pengrajin batu bata menyampaikan bahwa pembuatan batu bata terdiri dari lima proses yaitu : pembuatan adonan, pencetakan, pengeringan, pembakaran, dan pendinginan.

Agar proses pembakaran bernilai ekonomis, maka jumlah batu bata yang dibakar minimal 50.000 buah untuk sekali pembakaran.

Bila cuaca cerah, untuk memperoleh batu bata tersebut dibutuhkan waktu kurang lebih 45 hari.

Apa Maksudnya Julukan Kawasan Emas Hijau Ibu Kota Baru Milik Prabowo Subianto? Kata Dahlan Iskan

30 Anggota DPRD Lutim Dilantik, Begini Harapan Tokoh Masyarakat Nuha

Dirlantas Polda Sulbar Resmi Berganti, Ini Jabatan Baru Kombes Chiko

Setelah tim PKM PNUP memberikan alat adonan dan pencetak bata tersebut disertai dengan prinsip keraja alat.

Mereka mengatakan alat ini tentu tidak mudah dioperasikan karena merupakan teknologi baru bagi mereka.

Tapi secara umum alat ini akan memperbaiki sistem produksi yang digunakan dalam usaha/industri batu bata ditempat mereka.

Lebih khusus mereka mengatakan alat ini akan memudahkan proses pembuatan batu bata, menurunkan beban kerja pengrajin.

Serta meningkatkan kapasitas produksi, dan meningkatkan kualitas batu bata. (*)

Ditulis: Dosen PNUP, Arman

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved