Pengamat Bola Minta Pemain PSM Bertahan Kolektif
Maklum, 3 poin perdana di kandang lawan sudah di depan mata, sayang itu sirna dengan permainan anti klimaks punggawa Laskar Pinisi di babak kedua.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kekalahan menyakitkan yang dialami PSM pada lanjutan Liga 1 Indonesia pekan ke-16 melawan PSS Sleman dengan skor 3-2 masuh terus mengaung di hati suporter.
Maklum, 3 poin perdana di kandang lawan sudah di depan mata, sayang itu sirna dengan permainan anti klimaks punggawa Laskar Pinisi di babak kedua.
Bank Sulselbar FC Tak Main-main Hadapi Persaingan di Liga U-16 Piala Menpora
Mahasiswa Bone di Yogyakarta Minta Asrama Putri dan Beasiswa ke Fashar
2 Hari Indra Sjafri Coaching Clinic, Ini Harapan Ketua Askot PSSI Makassar
VIDEO: Labfor Cabang Makassar Amankan Arang dan Abu di Lokasi Kebakaran Pasar Tempe
Besok, Gaslut Mulai Seleksi Pemain untuk Liga 3
Pengamat Sepak Bola, Yopie Lumoindong tidak mengambinghitamkan pemain.
"Materi pemain PSM Makassar kualitasnya baik. Hanya pengorganisasian dan taktik pelatih yang harusnya dimaksimalkan," katanya.
Menurutnya, sesuai standar Operasional Prosedur (SOP) lisensi kepelatihan, saat unggul, pelatih selayaknya merubah strategi permainan.
"PSM unggul 2-0 di babak pertama, namun di babak kedua perubahan formasi dan strategi tidak ada. Saya tidak tahu dengan langkah yang diambil pelatih PSM," katanya.
Menurut mantan pemain PSM itu, saat unggul selayaknya formasi diubah dari permainan terbuka ke tertutup.
"Artinya dari permainan menyerang menuju bertahan kolektif. Nah yang kita lihat lawan PSS di babak kedua, pelatih hanya bermain normal. Sekan-akan tidak terjadi apa-apa," katanya yang dihubungi, Minggu malam (25/8/2019).
Yang dilakukan Darije saat masih unggul hingga menit 80' mengganti pemain yang bertipe sama. Zulham diganti Rasyid, Ardan diganti Muh Rizky.
"Inilah yang membuat PSS membalikkan keadaan lewat gol Brian Ferreira menit 80' melalui titik putih dan Kushedya Hari Yudo menit 85'," jelasnya.
Berkaca dari klub luar negeri seperti Manchester United, saat di 15 menit akhir, mulai mengganti pemain tipe menyerang dengan bertahan.
"Begitu juga Barcelona, yang tidak hanya mengganti pemain, tetapi memainkan ball position. Saya kira itu standar memang," katanya.
Apalagi, lanjut dia, PSM bermain di kandang lawan, yang punya suporter fanatik.
"Saat tertinggal, dan mencetak gol. Ada tenaga dari suporter berupa motivasi tinggi untuk membalikkan keadaan," katanya.

*Kebobolan Terbesar