WA, IG, FB & Twitter Sulit Diakses di Papua dan Papua Barat, Sampai Kapan? Ini Penjelasan Kominfo
Pembatasan internet membuat sejumlah aplikasi sosial media seperti WhatApps (WA), Instagram (IG), Facebook (FB) hingga Twitter cukup sulit diakses.
WA, IG, FB & Twitter Sulit Diakses di Papua dan Papua Barat, Sampai Kapan? Ini Penjelasan Kominfo
TRIBUN-TIMUR.COM - Akses internet di semua wilayah di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat, resmi diblokir penuh sejak Rabu (21/8/2019).
Hal itu membuat sejumlah aplikasi sosial media seperti WhatApps (WA), Instagram (IG), Facebook (FB) hingga Twitter cukup sulit diakses.
Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemkominfo menutup akses internet di wilayah Papua dan Papua Barat.
Baca: Bursa Transfer Eropa - Mauro Icardi PiIih AS Roma, Napoli, AS Monaco? Alexis Sanchez ke Inter Milan?
Baca: Rocky Gerung & Sherly Sindir Jokowi, Tsamara Amany: Contoh Tol Cipali, Bilang Rakyat Tak Makan Semen
Keputusan ini diambil dengan alasan untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan di sana.
Keputusan ini diambil setelah pihak Kementerian Kominfo berkoordinasi dengan penegak hukum dan instansi terkait.
Melalui keterangan resminya, Kementerian Kominfo menyatakan telah memblokir penuh akses internet di Papua dan Papua Barat mulai hari ini, 21 Agustus 2019.
"Kementerian Komunikasi dan Informatika RI memutuskan untuk melakukan pemblokiran sementara layanan data telekomunikasi,
Mulai Rabu (21/8) hingga suasana tanah Papua kembali kondusif dan normal," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu.
Ini adalah kedua kalinya Kemenkominfo melakukan intervensi terhadap akses komunikasi dan internet di Papua pasca kerusuhan yang pecah di Manokwari, Papua Barat.
Baca: Yuks Intip Isi Rumah Roy Marten Ayah Gading Marten, Lihat Koleksi Motor Seharga Lamborghini
Baca: Bursa Pemain - Persija Coret Eks Bek Asing PSM! Lalu Bruno Matos? Madura United Ditinggal Fachruddin
Pihak Kominfo pun tidak menjelaskan sampai kapan pemblokiran ini akan dilakukan, Ferdinandus hanya menegaskan bahwa pemblokiran ini dilakukan hingga situasi normal.
Sebelumnya Kominfo juga melakukan pembatasan akses internet dengan memperlambat lalu lintas data di wilayah Papua.
Alasannya, Kominfo ingin mencegah menyebarnya hoaks yang bisa memperkeruh suasana di sana.
"Kementerian Kominfo telah melakukan throttling atau pelambatan akses/bandwidth di beberapa wilayah Papua di mana terjadi aksi massa, seperti Manokwari, Jayapura dan beberapa tempat lain," ujar Ferdinandus dalam keterangan tertulis, Senin (19/8/2019).
Kerusuhan sempat pecah di daerah Manokwari, Papua Barat pada Senin (19/8/2019) kemarin.
Kerusuhan tersebut diawali dengan warga yang menggelar aksi demonstrasi dengan membakar ban bekas dan meletakkan pohon di sejumlah ruas jalan di dalam kota Manokwari.
Baca: Follower Instagram Sherly Annavita Bertambah Setelah Kritik Jokowi di ILC TV One Bareng Rocky Gerung
Baca: Roger Danuarta Pilih Nikahi Cut Meyriska, Begini Sikap Keluarga, Sang Bibi Ungkap Sesuatu
Demo berlangsung anarkistis karena massa melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame, serta traffic light di pinggir Jalan Yos Sudarso.
Kantor DPRD Papua Barat pun ikut menjadi sasaran amuk warga dengan dibakar.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang dilakukan organisasi masyarakat dan oknum aparat terhadap mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang.
Medsos dan WA Dibatasi
Menanggapi kondisi terkini di Jakarta pasca-kerusuhan terkait pengumuman hasil Pilpres 2019, pemerintah membatasi akses ke sejumlah media sosial.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan beberapa fitur di media sosial dan messaging system akan dibatasi mulai Rabu (22/5/2019).
Pembatasan itu khususnya untuk fitur yang berkaitan dengan foto dan video.
"Pembatasan fitur-fitur media sosial, tidak semuanya, dan messaging system," jelas Rudiantara dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu siang.
Menkominfo mengatakan modus operandi penyebaran hoaks adalah dengan mengunggah video, meme, atau foto ke media sosial, seperti Facebook atau Instagram.
"Kemudian di-screencapture, diambil, viralnya bukan di media sosial, viralnya di messaging system WhatsApp," jelasnya.
Dengan pembatasan ini, Rudiantara mengatakan pengguna WhatsApp akan mengalami pelambatan saat mengunduh atau mengunggah video serta foto.
"Nah jadi temen-teman dan kita semua akan mengalami pelambatan kalau kita download atau upload video kemudian juga foto," tandas Ra.
"Kenapa, karena viralnya yang negatif, besar mudharat-nya ada disana," imbuh dia.
Rudiantara menegaskan bahwa pembatasan ini akan dilakukan bertahap dan bersifat sementara.
Ia pun meminta masyarakat untuk mengakses media mainstream sebagai sumber informasi.
"Justru kalau menurut saya kita sangat mengapresiasi media mainstream biasanya mainnya di media sosial dan sekarang kita kembali ke media mainstream," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto juga mengumumkan pembatasan akses media sosial untuk menekan beredarnya hoaks.
"Untuk membatasi berita bohong kepada masyaralat luas, akan kita adakan pembatasan akses di media sosial," ujarnya.
"Fitur tertentu untuk tidak diaktifkan, untuk menjaga hal-hal negatif yang terus disebarkan masyarakat," terang Wiranto. (*)
(Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi/Yudha Pratomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menkominfo: Medsos dan WhatsApp Dibatasi, Download Video Akan Lambat" dan artikel dengan judul "Kominfo Blokir Penuh Akses Internet di Papua dan Papua Barat, Sampai Kapan?"