PSM Makassar
Soal Bursa Transfer, Akmal Marhali Kritik PSM di Akun Instagramnya
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali menyorot, pemain asing yang banyak dicoret beberapa klub di Liga 1 Indonesia 2019.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali dalam akun Instagramnya @akmalmarhali20 menyorot, pemain asing yang banyak dicoret beberapa klub di Liga 1 Indonesia 2019.
Meski putaran pertama Liga 1 masih menyisakan 2-3 pertandingan. Tapi, sejumlah tim sudah melakukan perombakan untuk memperbaiki kinerja.
"Cara instan adalah bongkar pasang pemain asing. Maklum, stok terbatas pemain lokal berkualitas yang bebas di bursa tranfer tahap II mulai (19/8/2019)-(16/9/2019) sangat terbatas," tulisnya.
Legiun impor yang dianggap tak bisa mengatrol performa bersiap didepak.
Tak tanggung-tanggung Persib Bandung melepas tiga asingnya.
Bojan Malisic, Rene Mihelic, Artur Gevorkyan. Hanya Ezechiel N'Douassel yang dipertahankan. Sebagai gantinya pelatih Persib, Robert Rene Alberts mendatangkan duo Belanda Nick Kuipers, Kevin van Kippersluis dan pemain berdarah Iran asal Filipina Omid Nazari.
Persija Jakarta berencana melepas Bruno Matos atau Steven Paulle. Madura United melabuhkan eks Persela Lamongan Diego Assis untuk menggantikan Zahrahan.
Arema Malang melepas Pavel Smolyachenk. Persebaga membawa kembali David da Silva setelah Oktavio Dutra menjadi WNI.
Lalu Barito Putra juga berencana melepas semua pemain asingnya asal Brazil, Artur Jesus Vieira, Lucas Rodrigues Ramos Silva, Rafael da Silva Santos. Termasuk Yoo jae Hoon.
Hal sama akan dilakukan Semen Padang yang berencana mengganti Jose Augusto Sardon, Ko Jae-sung, Karl Max Barthelemy, Mario Alberto Barcia.
"Yang menarik PSM Makassar. Sejak 2017 Juku Eja selalu sial merekrut striker," ujarnya.
Dimulai dari Reinaldo Elias/Pavel Purishkin (2017) Bruce Jite/Sandro (2018).
Kini, Eero Markkanen juga tak maksimal. Menariknya, perombakan pemain diumumkan di saat klub masih bermain.
"Alhasil pemain yang namanya bakal dicoret tak maksimal atau bahkan sudah tidak disertakan," katanya.
Sejatinya ini kerugian bagi klub karena sudah digaji dan secara psikologis juga mengganggu. Tapi, inilah wajah sepakbola Indonesia.(tribun-timur.com)