Kondisi Setelah Kerusuhan Papua, Dijaga TNI-Polri, Bandara Sorong Kembali Normal, Tidak Ada Delay
Kondisi sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat berangsur normal, setelah kerusuhan yang terjadi di Senin (19/8/2019) kemarin.
Kondisi Setelah Kerusuhan Papua, Dijaga TNI-Polri, Bandara Sorong Kembali Normal, Tidak Ada Delay
TRIBUN-TIMUR.COM - Kondisi sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat berangsur normal, setelah kerusuhan yang terjadi di Senin (19/8/2019) kemarin.
Gambaran kondisi yang sudah berangsur normal dan membaik tersebut seperti dikutip TribunWow.com dari channel Youtube tvOneNews, Selasa (20/8/2019) sore.
Saat terjadi kerusuhan di Sorong, diketahui Bandara Domine Eduard Osok mengalami kerusakan di sejumlah titik.
Baca: Setelah Kerusuhan Papua, Jokowi Diajak untuk Dialog, Lenis Kogoya Ajak Warga Sampaikan Aspirasi
Baca: Pasca Rusuh di Manokwari, Pelindo IV:Pelabuhan Papua Kini Beroperasi Normal
Tak hanya di Bandara Domine Eduard Osok, gedung DPRD Papua Barat juga terbakar warga tengah emosi.
Dari tayangan channel Youtube tvOneNews, aktivitas di Bandara Domine Eduard Osok yang berada di Sorong, berlangsung normal.
Walau begitu aparat keamanan dari TNI dan Polri masih tetap berjaga-jaga di sekitaran bandara.
Pengamanan di bandara tersebut juga diperketat untuk mengantisipasi adanya aksi susulan.
Sementara itu jadwal penerbangan dari dan menuju Sorong kembali normal.
Tidak ada penundaan maupun pembatalan penerbangan pasca-kerusuhan.
Baca: Sederet Fakta Sosok Jibril Abdul Aziz, Mahasiswa UGM Sebar Video Syur Pacar, Simpan 1 Dos Obat Kuat
Baca: Mobil Ayla Sigra, Datsun Go, Brio, Karimun Wagon R, Agya Calya Dilarang Pakai BBM Premium Pertalite
Sementara itu, kondisi di Manokwari, Papua Barat juga sudah mulai berangsur normal setelah kerusuhan pada Senin (19/8/2019).
Tampak, aparat gabungan dari TNI dan Polri bersama dengan warga setempat membersihkan sisa-sisa kerusuhan di ruas jalan protokol, Selasa (20/8/2019).
Tidak hanya aparat dan warga, Pemda setempat juga mengerahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk membersihkan kota dari sampah-sampah sisa kerusuhan.
Dalam proses bersih-bersih tersebut diketahui setidaknya ada 2.000 personel yang membantu.
Sementara itu, aktivitas di DPRD Papua Barat dihentikan untuk sementara waktu karena gedung tersebut terbakar akibat kerusuhan.