Hotel Alexander Manokwari Tak Jadi Dirusak Massa karena Ditempati Menginap Pelajar Sulbar
Sebanyak 23 siswa-siswi terbaik Sulawesi Barat itu, disambut langsung Wakil Gubernur Sulbar Hj Enny Angraeny Anwar
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Sebanyak 23 pelajar Sulawesi Barat yang mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2019 di Manokwari, Papua Barat, tiba kembali di Kabupaten Mamuju, Selasa (20/8/2019) siang.
Sebanyak 23 siswa-siswi terbaik Sulawesi Barat itu, disambut langsung Wakil Gubernur Sulbar Hj Enny Angraeny Anwar pintu kedatangan VIP Bandara Tampa Padang, Kecamatan Kalukku, Mamuju.
Seharusnya, 23 pelajar Sulbar tesebut berada di Manokwari hingga 23 Agustus mendatang, untuk belajar budaya dan tradisi masyarakat disana.
Namun, pihak Pemprov Sulbar dan pelaksana program SMN memutuskan memulangkan lebih awal pascainsiden kerusuhan yang berujung pembakaran gedung DPRD Papua Barat di Manokwari.
SMN merupakan program Badan Usaha Milik Negara (SMN) bertajuk "Sinergi BUMN Hadir untuk Negeri", yang berlangsung sejak 14 Agustus lalu.
Ketua Rombongan Muhammad Budianto menceritakan bagaimana kondisi mereka saat insiden kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat.
Di Manokwari, kata dia, mereka menginap di Hotel Alexander yang saat ini rusak parah dampak kerusuhan yang terjadi, Senin (19/8/2019).
"Saat terjadi kerusuhan sekitar Pukul 10.00 WITA, pengunjuk rasa memasuki hotel dan memecahkan semua kaca dan mengobrak abrik fasilitas," ungkap Budianto kepada wartawan.
Namun, lanjut Budianto, sejumlah masyarakat menyampaikan kepada massa bahwa di hotel tersebut ada pelajar dari Sulawesi Barat menginap, sehingga mengurungkan niat merusak hingga ke kamar-kamar.
"Mereka langsung meninggalkan hotel menuju jalanan saat mengetahui kami berada dalam hotel itu,"katanya.
Ia mengatakan, mereka meninggalkan hotel sekitar Pukul 03.00 WIT dengan pengawalan petugas dan sejumlah masyarakat.
"Kami dibawa menggunakan kapal laut menuju bandara karena seluruh akses darat ditutup oleh pengunjuk rasa," tuturnya.
Provokasi Lewat Medsos
Unjuk rasa berujung kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019), disebabkan massa yang terprovokasi konten negatif di media sosial terkait penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
Demikian diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di gedung Humas Mabes Polri, Senin siang.