Dua Hari Belajar Budaya, Mahasiswi dari Ecuardo Ini Senang Tinggal di Kajang
Mishell sapaan akrabnya adalah warga Ecuardo, Amerika Serikat, yang kuliah di University of Science and Technology Beijing.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- International Culture Program (ICP) 2019 yang diselenggarakan Universitas Hasanuddin (Unhas), menghantarkan Andrea Mishell Proano Solis, berkunjung ke Desa Kajang, Bulukumba.
Mishell sapaan akrabnya adalah warga Ecuardo, Amerika Serikat, yang kuliah di University of Science and Technology Beijing.
Ia pun turut dalam 20 rombongan mahasiswa dari negara lainnya, untuk mengetahui tentang budaya yang ada di desa tersebut.
Selama dua hari di sana, Mishell menuturkan banyak pengalaman menarik yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Puskesmas Banggae I Majene Raih Penghargaan dari BPJS Kesehatan
LENGKAP! Daftar 68 Anggota Paskibraka yang Bertugas saat Upacara HUT ke-74 RI, Siapa Pembawa Baki?
Kumpulan Ucapan HUT Kemerdekaan RI ke-74 17 Agustus, cocok di-share di WhatsApp, Facebook, Instagram
Stres Terlalu Lama Menjomblo, Seorang Pria Baru Saja Bakar Rumahnya
"Ini untuk pertama kalinya saya ke Indonesia, dan langsung ditempatkan pada daerah yang begitu luar biasa," tuturnya kepada Jurnalis Tribun Timur, Jumat (16/8/2019).
Selama di Kajang, ia mengikuti seluruh adat istiadat dan pola hidup masyarakat setempat.
"Kami tidak menggunakan handphone, memakai pakaian hitam, dan itu sangat menarik," katanya.
Meski berbeda dengan budaya yang ada di negaranya, ia begitu menikmani situasi di Kajang.
Menurutnya Kajang memiliki karakter yang unik dan begitu kuat.
"Mulai dari agama, budaya makan, meski tanpa teknologi kami tetap nyaman," katanya.
Pemilik akun facebook Mishel Proano ini, mengaku begitu senang untuk tinggal di Kajang.
"Bahkan saya meminta kepada pendamping, untuk tinggal lebih lama. Tapi karena kami punya jadwal, mungkin lain waktu saya akan kembali," katanya.
Mishell mengatakan, masyarakat Kajang begitu religius dan menyenangkan serta ramah.
Itulah yang mendasarinya untuk tinggal lebih lama.
Di Makassar, ia pun mencicipi makanan khas tradisional.