Perebutan Kursi Ketua DPRD Sulsel, Golkar Tunggu Jadwal DPP
"Belum ada jadwal rapat pleno terkait tiga nama calon Ketua DPRD Sulsel. Kenapa? Karena belum ada jadwal dari DPP,"
Penulis: Abdul Azis | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Perebutan kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan periode 2019-2024 dari Partai Golkar ketat.
Bahkan untuk menentukan tiga nama dari 13 calon anggota legislatif (caleg) terpilih, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel, belum melakukan rapat pleno penetapan usulan pimpinan DPRD.
"Belum ada jadwal rapat pleno terkait tiga nama calon Ketua DPRD Sulsel. Kenapa? Karena belum ada jadwal dari DPP," ungkap Wakil Ketua Partai Golkar Sulsel Muhammad Risman Pasigai kepada Tribun, Selasa (13/8/2019).
Aaron Evans-Eero Markkanen Masih Absen, M Rahman Tandem Munhar Lagi?
Alasan Kompas TV Hadirkan IAS Sebagai Tamu Spesial
TRIBUNWIKI: Nama dan Fotonya Dicatut untuk Penipuan, Siapa Asty Ananta? Ini Profilnya
MRP akronim namanya pun menjelaskan proses anggota legislatif terpilih dari Partai Golkar menjadi pimpinan DPRD.
"Jadi begini, rapat pleno baru bisa dilakukan setelah ada jadwal dari DPP. Sama kemarin, setelah ada jadwal dari DPD I, barulah DPD II melakukan rapat plono, ini tinggkat provinsi, maka harus dihadiri DPP," tegas MRP.
Informasi diperoleh Tribun, sedikitnya ada tiga calon Ketua DPRD Sulsel berlambang pohon beringin yang siap menggantikan M Roem Muin untuk periode berikutnya.
Mereka, Andi Ina Kartika Sari (bendahara DPD I), Fahruddin Rangga (Plt Ketua DPD II Golkar Takalar), dan Rahman Pina (wakil bendahara DPD I).
"Belum ada nama apapun berbeda dengan DPD II itu sudah ada nama di DPD I," tegas Risman.
Kemarin, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan HAM Nurdin Halid (NH) menegaskan, belum ada ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel.
NH menyatakan bahwa ada kriteria sendiri bagi calon ketua DPRD. Ia pun menjelaskan tujuh poin.
Aaron Evans-Eero Markkanen Masih Absen, M Rahman Tandem Munhar Lagi?
Alasan Kompas TV Hadirkan IAS Sebagai Tamu Spesial
TRIBUNWIKI: Nama dan Fotonya Dicatut untuk Penipuan, Siapa Asty Ananta? Ini Profilnya
Pertama, kata NH itu berpengalaman, kedua pengurus harian, ketiga pendidikan tinggi minimal serjana, keempat harus berprestasi, berdidikasi, dan tidak tercelah.
Kelima, itu suara terbanyak, keenam tidak pernah di partai lain, dan ketujuh apabila ada yang tidak memenuhi syarat tersebut, maka harus mendapatkan persetujuan dari ketua umum.
"Jadi ada diskresi dari ketua umum," tegas mantan Ketua Umum PSSI tersebut.
Berdasarkan kriteria itu, lanjut NH, maka diperlukan adanya proses fit and proper tes di tingkat provinsi.
"Jadi tim ini dua tiga hari kedepan mulai melakukan fit and proper tes," jelasnya.
Aaron Evans-Eero Markkanen Masih Absen, M Rahman Tandem Munhar Lagi?
Alasan Kompas TV Hadirkan IAS Sebagai Tamu Spesial
TRIBUNWIKI: Nama dan Fotonya Dicatut untuk Penipuan, Siapa Asty Ananta? Ini Profilnya