Gempabumi Tektonik Berkekuatan 4,9 Magnitudo Guncang Jember, Ini Penjelasan Resmi BMKG
Gempabumi tektonik berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang Kabupaten Jember, Jawa Timur, sekitar pukul 16.31.23 WITA, Senin (12/8/2019).
Menurut Ikhsan, gempa bumi akan terus terjadi, lanjutnya, mengingat lempeng-lempeng bumi terus bergerak. Pergerakannya memungkinkan saling berinteraksi atau bergesekan satu sama lain.
”Ya, kedua gempa bumi yang terjadi Senin pagi ini mengingatkan kita semua bahwa zona subduksi masih aktif. Maka, mitigasi terus digemakan,” ujar Ikhsan.
Selanjutnya, ia menambahkan, gempa pertama yang terasa pada Senin pagi ini serupa dengan gempa pada 16 dan 24 juli 2019.
Bedanya, magnitudo pada gempa 16 Juli tersebut terekam magnitudo 5,8 dan dirasakan merata se-Bali serta bedampak pada kerusakan sejumlah bangunan bagitu pula korban luka.
Dewa Sumarta, warga Badung, mengaku merasakan gempa tersebut. Namun, ia masih merasa aman dan tidak ada kepanikan.
Provinsi Bali berupaya memperkuat mitigasi dan pengurangan risiko bencana dengan mencanangkan setiap tanggal 26 sebagai hari simulasi bencana. Hal ini merupakan gerakan untuk membangun kesadaran, kapasitas, serta kesiapsiagaan menghadapi segala bencana, khususnya bencana alam di Pulau Bali. Ancaman dan risiko yang bisa terjadi di antaranya gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, serta longsor.

Bali tercatat beberapa kali dilanda gempa dan tsunami besar.
Pada buku Peringatan 200 Tahun Gejer Bali, yang penyusunannya dikoordinasi I Made Kris Adi Astra, ditulis adanya gempa bumi besar pada 1815.
Pusat gempa ketika itu diperkirakan berada di laut sebelah utara Buleleng (Bali bagian utara).
Gempa ketika itu disebut menggetarkan seluruh Bali sehingga dinamakan gejerBali (gejer dalam bahasa Bali artinya bergetar).
Hal itu dimuat pada Laporan Catalogue of Tsunami on the Western Shore of the Pasific Ocean yang disusun oleh S.I. Soloviev dan CH.N. Go.
Mengutip ulang laporan itu, buku Peringatan 200 Tahun Gejer Bali tertulis gempa 22 November 1815 itu menewaskan 10.523 orang. Gempa tersebut diperkirakan berkekuatan magintudo 7,5 dan menimbulkan tsunami.

Gempa dari zona subduksi selatan Bali, yang menjadi pemicu gempa bumi dan tsunami 1977, menurut Peta Sumber Gempa Bumi Nasional 1977, memiliki potensi kekuatan maksimal hingga M 9. Sumber: Pusgen, 2017
Selanjutnya, lebih dari 100 tahun kemudian, gempa berkekutan magnitudo 6,5 terjadi pada 21 Januari 1917.
Sebanyak 15.000 orang menjadi korban ketika itu. Catatan gempa besar di Bali utara kembali terjadi pada 1977 dan 1992.