Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Langganan Krisis Air Bersih, Warga Bontoa Maros Butuh Perhatian

Warga Desa Pajjukukang, Ali (29), mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga di desanya mengandalkan air yang diambil di penampungan.

Penulis: Amiruddin | Editor: Ansar
amiruddin/tribun-timur.com
Warga Bontoa Maros kesulitan peroleh air bersih sejak beberapa pekan terakhir. 

TRIBUN-MAROS.COM, BONTOA - Krisis air bersih dialami warga kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, sejak beberapa pekan terakhir.

Seperti di Desa Bonto Bahari, Pajjukukang, Ampekale dan Tupabbiring.

Desa tersebut letaknya di pesisir utara Kabupaten Maros.

Warga Desa Pajjukukang, Ali (29), mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga di desanya mengandalkan air yang diambil di penampungan.

Lepas 198 JCH, Bupati Enrekang: Fokus Ibadah

Polisi Ini Dapat Bogem Istri hingga Masuk Rumah Sakit Karena Gendong Wanita Korban Kecelakaan

Hapus Tato Gratis Kini Sampai di Kota Palopo

Penampungan tersebut letaknya di tengah tambak.

Di penampungan tersebutlah, warga Desa Pajjukukang dan Bonto Bahari mengambil air.

"Air di penampungan ini, kami gunakan buat cuci piring, mencuci, dan mandi saja," kata Ali, kepada tribun-maros.com, Sabtu (3/8/2019).

Sementara untuk air minum, warga di desa tersebut mengandalkan air tangki PDAM.

Setiap tangki ukuran seribu liter, kata dia, dibeli seharga Rp 130 ribu sampai Rp 150 ribu.

"Harga air pertangki bervariasi, tergantung jaraknya. Air tersebutlah yang kami beli di pengecer, seharga Rp 500 sampai Rp 2 ribu per jerigen," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan warga Desa Tupabbiring, Fauziah.

Lepas 198 JCH, Bupati Enrekang: Fokus Ibadah

Polisi Ini Dapat Bogem Istri hingga Masuk Rumah Sakit Karena Gendong Wanita Korban Kecelakaan

Hapus Tato Gratis Kini Sampai di Kota Palopo

Harga air bersih per tangki, menyesuaikan dengan jarak domisili warga yang membutuhkan.

"Satu jerigen air bersih isi 20 liter, dijual seribu rupiah. Satu ember, dijual lima ratus rupiah," ujar Fauziah.

Ia mengaku, krisis air bersih terjadi setiap tahunnya, di kecamatan yang rerata warganya berprofesi sebagai petani tambak dan nelayan tersebut.

"Setiap tahun begini. Makanya kami sangat berharap ada solusi, agar kami di Bontoa ini tak lagi krisis air bersih," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved