Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Bumi Banten, Jakarta Ternyata Bukan 7,4 SR, BMKG Revisi Informasi, Peringatan Tsunami Dicabut

Gempa Bumi Banten, Jakarta ternyata bukan 7,4 SR, BMKG revisi informasi, peringatan tsunami dicabut.

Editor: Edi Sumardi
ISTOCKPHOTOS.COM/DAILY STAR
Gempa Bumi Banten, Jakarta ternyata bukan 7,4 SR, BMKG revisi informasi, peringatan tsunami dicabut. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Gempa Bumi Banten, Jakarta ternyata bukan 7,4 SR, BMKG revisi informasi, peringatan tsunami dicabut.

Terjadi kekeliruan informasi soal kekuatan Gempa Bumi di Banten, Jakarta yang terjadi Jumat malam.

BMKG melakukan revisi.

Badan Meteoroogi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) merevisi sejumlah keterangan mengenai Gempa Bumi berkekuatan cukup signifikan yang mengguncang bagian wilayah Banten, Jumat (2/8/2019) malam.

Dalam narasi pertama yang dikeluarkan BMKG, Gempa Bumi pukul 19.03 WIB berkekuatan M 7,4 SR dengan pusat di 147 km arah barat daya Sumur, Banten.

Narasi yang dikeluarkan tersebut juga menuliskan bahwa kedalaman Gempa Bumi 10 km dengan potensi tsunami.

Namun, setelah dilakukan sejumlah pemutakhiran, terdapat sejumlah revisi mengenai keterangan Gempa Bumi tersebut.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo awal M 7,4 selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo M 6,9," kata Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Tak hanya kekuatannya yang berbeda, Daryono juga menyebut kedalaman gempa yang berbeda dari hasil analisis awal.

Dalam analisisnya, Daryono mengatakan kedalaman gempa 48 km.

"Episenter lindu tersebut terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km," ujarnya.

Seperti yang diketahui, sebelumnya, dalam narasi yang beredar, Gempa Bumi pada pukul 19.23 WIB kemarin berada pada kedalaman 10 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia," kata Daryono.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik," sambungnya.

Dalam pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved