Habiskan Anggaran Miliaran Rupiah, Pasar yang Diresmikan Jokowi di Maros Sepi Pembeli
Pasar Rakyat Maros Baru, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), sepi pengunjung setiap pekannya.
Penulis: Amiruddin | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-MAROS.COM, MAROS BARU -Pasar Rakyat Maros Baru, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), sepi pengunjung setiap pekannya.
Kondisi tersebut diketahui terjadi hampir dua tahun terakhir, pasca pasar tersebut diresmikan Presiden RI, Joko Widodo.
Pasar tersebut diresmikan Jokowi, pada Kamis (13/7/2017) silam.
Baca: Operasi Antik Lipu, Polres Maros Gagalkan Peredaran Ribuan Obat Daftar G
Baca: Pelatih Paskibra Maros 2019 Rapat Penentuan Komposisi Pasukan
Baca: Polres Maros Luncurkan Program SPKT Peduli, Berikut Keunggulannya
Saat peresmian, turut dihadiri ibu negara, Iriana Jokowi, Mensesneg Pratikno, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (gubernur saat itu), dan Bupati Maros Hatta Rahman.
Ketua RT 2 Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru, Syarifuddin (50), mengatakan pasar tesebut, hanya ramai sekitar lima bulan pasca diresmikan.

Setelah itu, pembeli dan pedagang mulai sepi hingga saat ini.
"Sekarang hanya sekitar 15 pedagang yang biasa datang. Itupun mereka hanya dua sampai tiga jam berjualan, karena sepi pembeli," kata Syarifuddin, kepada tribun-maros.com, Jumat (2/8/2019).
Awalnya, kata dia, pasar tesebut buka setiap Senin, Kamis, dan Sabtu setiap pekannya.
Namun sekarang, terkadang hanya buka dua kali sepekan.
"Bagaimana pedagang mau bertahan pak, kondisinya sepi sekali. Warga juga lebih memilih ke pasar lainnya, karena memang lokasinya tidak jauh,'' ujarnya.
Hal senada disampaikan pedagang di pasar tersebut, Hj Halijah (48).

Halijah mengaku, setiap berjualan ia biasanya hanya mendapat satu hingga tiga orang pembeli.
"Selain pembeli, pedagang juga memang malas datang berjualan. Mereka ngaku hanya menelan kerugian, karena biasa tidak ada pembeli," ujarnya.
Halijah menambahkan, hampir semua lods atau lapak di pasar tersebut telah dimiliki pedagang.
Tetapi mereka enggan datang, karena takut rugi.