Aurellia Paskibra Calon Pembawa Baki 17 Agustus Meninggal, Ternyata Diperlakukan Gini oleh Senior
Aurellia Qurrota Ain Paskibra Calon Pembawa Baki 17 Agustus Meninggal Dunia, Ternyata Diperlakukan Gini oleh Senior
Aurellia Qurrota Ain Paskibra Calon Pembawa Baki 17 Agustus Meninggal Dunia, Ternyata Diperlakukan Gini oleh Senior
TRIBUN-TIMUR.COM - Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan, Aurellia Qurrota Ain, meninggal dunia secara mendadak pada Kamis (1/8/2019).
Dikutip TribunWow.com dari Wartakotalive.com, Jumat (2/8/2019), Romi yang merupakan paman Aurellia menyebut badan keponakannya meninggal dunia dengan penuh dengan lebam membiru.
Romi juga ingat ketika Aurellia mengaku pernah dipukul oleh seniornya di Paskibraka.
"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurellia) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," kata Romi saat ditemui di rumah duka, Taman Royal, Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8/2019).
Baca: Tubuhnya Lebam Membiru, Ini Fakta-fakta Kematian Aurel Anggota Paskibra Tangsel, Penyebab?
Lantaran menemukan kejanggalan dalam kematian Aurellia, Romi mewakili pihak keluarga meminta pemerintah Kota Tangerang Selatan mengusut kasus kematian Aurellia.
"Saya minta kepada Dispora Tangsel usut kasus ini," kata Romi.
Romi meminta agar pemerintah Kota Tangerang Selatan menindaklanjuti masalah ini atau jika tidak, keluarga akan menempuh jalur hukum.
"Kalau tidak ditangani masalah ini, kami berencana melaporkan kepada pihak berwajib," pungkasnya.
Baca: 5 Fakta Ismi Hidayah, Driver Ojol Cantik Viral karena Joget-joget di Nikahan Mantan, Bukannya Nangis
Diary 'Merah Putih' Aurellia Dirobek Senior
Diketahui, padahal Aurellia nantinya bertugas sebagai pembawa baki bendera merah putih pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74.
Aurellia adalah siswi kelas XI MIPA 3 di SMA Islam Al Azhar BSD Serpong.
Aurellia menuangkan kecintaannya di dunia Paskibraka melalui diary 'Merah Putih'
Diary 'Merah Putih' Aurellia sebelumnya pernah dirobek seniornya di Paskibraka.
Paman Aurellia bernama Indra menyebut Aurellia sempat menulis di buku diary 'Merah Putih' sebelum meninggal dunia.