Tuntut Kepsek Dicopot, Siswa dan Guru SMAN 1 Sampaga Mamuju Kompak Segel Sekolah
Unjuk rasa yang diwarnai dengan penyegelan sekolah dan pembakaran ban bekas di depan pagar sekolah, tersebut sebagai bentuk protes terhadap kebijakan
Penulis: Nurhadi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Puluhan siswa bersama guru dan alumni SMA Negeri 1 Sampaga, Mamuju, Sulbar, unjuk rasa menuntut kepala sekolah (Kepsek) Sudirman dicopot dari jabatannya, Kamis (8/1/2019).
Unjuk rasa yang diwarnai dengan penyegelan sekolah dan pembakaran ban bekas di depan pagar sekolah, tersebut sebagai bentuk protes terhadap kebijakan kepala sekolah.
Beredar Foto Jadul Istri Presiden Iriana, Liat Gaya Rambut, Cara Duduk dan Kumis Jokowi
TRIBUNWIKI: Profil A.D Mayang, Caleg Peraih Suara Tertinggi di Dapil II Kabupaten Wajo
FOTO: PT Vale Penghijauan Lahan Bekas Tambang di Soroako
Spesifikasi Ponsel Oppo K3 Punya Bodi Mirip Oppo Reno, Kamera Mirip Oppo F11 Pro, Rilis Pekan Depan
Mulai Bulan Ini, Karyawan Bank Sulselbar Enrekang Berzakat di Baznas
Selain itu, para siswa yang terlibat unjuk rasa, bentangan spanduk bertuliskan tuntutan mereka. "Kami butuh pemimpin yang adil dan jujur".
Unjuk rasa yang dipimpin, Sabri salah seorang alumni SMA Negeri 1 Sampaga, menuntut beberapa poin.
Adapun tuntutannya, yakni menolak kata-kata kasar sang Kepsek, menolak kekerasan terhadap siswa, tidak adanya perhatian kepala sekolah selaku penanggung jawab terhadap akreditasi sekolah, sehingga turunnya akreditasi sekolah dari akreditasi B menjadi akreditasi C.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan pemecatan guru tanpa alasan yang cukup jelas, kemudian Kepsek dianggap tidak memiliki perhatian pada buku pelajaran K13, tidak adanya perhatian sarana dan alat olahraga.
Mereka juga tengarai adanya praktek pungli pada saat penerimaan siswa baru, bahkan adanya pembayaran pada saat pengambilan ijazah, kurangnya apresiasi terhadap siswa yang berprestasi dalam mewakili nama sekolah, tidak dipergunakannya pintu gerbang yang telah disediakan, justru membuat jalan lain dengan merusak pagar.
Mereka juga menolak adanya pembayaran komite terhadap siswa dengan alasan perbaikan wc dan mempekerjakan siswa seperti seorang petani yang tidak berhubungan dengan mata pelajaran.
" Olehnya kami menuntut kepala SMA Negeri 1 Sampaga dipecat. Kami ingin ganti rugi, karna selama ini bapak dan ibu guru kami dirugikan oleh kepala sekolah, dari data kami banyak dana sebagian murid ke kantong pribadi kepala sekolah yang harus diusut tuntas,"ujarnya.
Mereka meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengusut tuntas dugaan korupsi di SMA Negeri 1 Sempaga, serta adanya pertanggung jawaban terhadap guru yang dipecat.
"Lakukan pemeriksaan di kepolisian terkait perbuatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah,"tegasnya.
Dalam aksi, massa melakukan orasi secara bergantian di depan sekolah SMA Negeri 1 Sampaga.

Ditempat yang sama, Mastura selaku Wakil Kepala Sekolah, menyebutkan, apa yang dilakukan para siswa dan guru-guru sangat positif dan sangat diapresiasi.
"Selama ini kami suda bersaha namun tidak ada respon sama sekali, itu yang menyakitkan sebenarnya tapi apa boleh buat semua sudah terjadi mudah-mudahan hari ini sudah ada solusinya dari pihak sekolah,"katanya.
Kata dia, pihaknya patut bersyukuri karena dari pihak kepolisian maupun semuanya sudah mendukung kelancaran aksi itu.