Dewan Kesenian Toraja Utara Geram, UKM Seni Tari Unhas Dinilai Lecehkan Tarian Toraja
Di Instagram, melalui akun syahrulzulfikar menampilkan beberapa foto memperagakan salah satu tarian Toraja dan pakaian adat.
Penulis: Risnawati M | Editor: Imam Wahyudi

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Dewan Kesenian Toraja Utara geram atas tarian yang diperagakan Sanggar Tari UKM Seni Tari Universitas Hasanuddin (Unhas).
Di Instagram, melalui akun syahrulzulfikar menampilkan beberapa foto memperagakan salah satu tarian Toraja dan pakaian adat.
Lengkap memakai aksessoris asal Toraja yang dinilai disalahgunakan mahasiswa UKM Seni Unhas.
Ketua Dewan Kesenian Toraja Utara, Aras Parura menyayangkan perlakuan mahasiswa dan akan bersikap tegas jika tidak segera mahasiswa tersebut melakukan klarifikasi.
"Mereka perlu jelaskan kenapa sampai terjadi, dewan kesenian akan mengambil langkah serius agar kedepan tidak terulang lagi kejadian sama," ucap Aras kepada TribunToraja.com, Selasa (30/7/2019) malam.
Menurutnya, banyak sekali sanggar tari di luar Toraja menampilkan kesenian Toraja tetapi melabrak tatanan adat, kebiasaan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
"Lebih parahnya lagi, ditafsirkan sesuka hati oleh pelaku seni dan ini sangat disayangkan, sebaiknya harus terlebih dahulu bertanya sebelum menampilkan," tambahnya.
Kata Aras, tarian Toraja selalu memiliki makna dan filosofi, dan pastinya berkaitan dengan adat serta budaya Toraja.
"Ada dasar dan pondasinya, jika diubah maka makna dan filosofinya hilang, contohnya dalam foto tersebut terlihat jelas seorang laki-laki menari di atas gendang dan dua orang perempuan pukul gendang, sangat tidak mendasar," ujarnya.
Menurutnya, sebuah tarian Toraja dimana seorang laki-laki tidak boleh naik ke gendang, karena naik ke gendang adalah simbol kepemimpinan.
Alasannya, mengapa perempuan naik ke gendang bukan laki-laki, karena sejak awal perempuanlah melakukan gerakan tari, menggambarkan perjalanan kehidupan manusia mulai sejak dari langit (berkaitan dengan Tuhan) hingga ke bumi.
Lanjut Aras, setelah melakukan semua gerakan, barulah perempuan boleh naik ke gendang sebagai simbol kepemimpinan yang diperagakan perempuan karena manusia Toraja pertama bernama Datu Laukku, seorang perempuan maka sebabnya perempuan naik ke gendang bukan seorang laki-laki.
"Di foto perempuan memukul gendang, itu sama sekali tidak boleh karena peran laki-laki yang juga memiliki makna, memukul gendang seharusnya laki-laki empat orang," tegasnya.
Empat orang menandakan empat penjuru mata angin, juga melambangkan empat sisi kehidupan di bumi (Utara-Timur-Barat dan Selatan) yang kesemuanya memiliki arti dan makna bagi masyarakat Toraja.
"Kami dewan kesenian Toraja Utara geram adanya tampilan kesenian mahasiswa UKM seni di Makassar yang sangat jelas menghina nilai-nilai budaya Toraja," tutup Aras. (*)
Laporan Wartawan TribunToraja.com, @cinnank17