Soal Videonya Viral, Ini Penjelasan Bupati Mamuju
Dalam video yang beredar, Habsi Wahid nampak marah-marah saat dihadang oleh sejumlah pemuda, yang menuntut perbaikan jalan.
Penulis: Nurhadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU -- Bupati Mamuju Habsi Wahid, angkat bicara menanggapi video viralnya.
Dalam video yang beredar, Habsi Wahid nampak marah-marah saat dihadang oleh sejumlah pemuda, yang menuntut perbaikan jalan.
Habsi Wahid dihadang saat kembali dari Desa Pokkang, Kecamatan Kalukku, Jumat (26/7/2019).
Bupati Mamuju Habsi Wahid mengatakan, ia tidak bermasuk marah-marah saat berkomunikasi para pemuda, yang menghadangnya dari balik jendela mobilnya.
XL Axiata Raih Best Network Transformation Initiative dan Best B2B Service
VIDEO: Suasana Seminar Awam di RS Siloam Makassar, dalam Rangka Meriahkan HAN 2019
Industri Maritim Nasional Alami Kesulitan, Efek Kekurangan Fasilitas
Ada Panggung Hiburan Diacara Maxi Day Yamaha
Habsi mengaku awalnya ingin berkomunikasi dengan baik, sehingga membiarkan pemuda yang mengenakan jaket merah dalam video itu merapat ke mobilnya.
Namun pemuda tersebut justru tak memperlihatkan etika yang baik.
"Saya sudah jelaskan baik-baik kalau pembangunan jalan yang mereka maksud itu, akan tetap dikerjakan, tapi akan bertahap. Apalagi ebelumnya, sambungan jalan tersebut telah diperbaiki dan tahun depan kita akan lanjutkan"kata Habsi dikutip dalam rilis Humas Pemkab Mamuju.
Namun anak muda itu tetap ngotot dengan gestur yang sangat provokatif, sehingga untuk menghindari debat kusir yang sengaja dibuat-buat, ia pilih untuk menghindar dan melanjutkan perjalanan.
Meski menuai pro dan kontra, namun jika ditelisik lebih bijak terdapat pesan moral yang sangat baik untuk menjadi pembelajaran.
Salah satu diantaranya adalah, budaya saling menghargai antara satu dengan yang lain, antara anak muda dengan yang lebih tua, hendaknya jangan hilang hanya karena desain kepentingan yang tidak jelas.
"Saya selalu sampaikan, sebagai pemimpin tidak boleh anti kritik karena kritikan adalah sesuatu yang dapat menjadi pengingat,"ujarnya.
Namun disisi lain, masyarakat juga harus memahami bahwa ada norma dan etika yang baik dalam menyampaikan keinganan, supaya semuanya dapat saling menerima dan menghargai. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
XL Axiata Raih Best Network Transformation Initiative dan Best B2B Service
VIDEO: Suasana Seminar Awam di RS Siloam Makassar, dalam Rangka Meriahkan HAN 2019
Industri Maritim Nasional Alami Kesulitan, Efek Kekurangan Fasilitas