Cinta Segitiga Kakek-Nenek Jeneponto, Ada Teriakan Nyawa Dibalas Nyawa, Ini Kronologis Kejadiannya
Puncak ketegangan terjadi sekitar pukul 06.30 wita, saat, ratusan warga mengepung rumah Bisa Dg Kulle (68) yang membunuh Mappa Dg Ngence (65)
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Arif Fuddin Usman
Cinta Segitiga Kakek-Nenek Jeneponto, Ada Teriakan Nyawa Dibalas Nyawa, Ini Kronologis Kejadiannya
TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Ketegangan terjadi di Kampung Batu Le’leng Barat, Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (24/7/2019).
Puncak ketegangan terjadi sekitar pukul 06.30 wita hingga pukul 07.30 wita. Ketika itu, ratusan warga mengepung rumah Bisa Dg Kulle (68) yang baru saja membunuh Mappa Dg Ngence (65).
Baca: Kapal Polair Meledak Dekat Hotel Swiss Bell, Korban Perwira Polisi Polda Sulsel Diketahui Terlempar
Baca: Begini Sosok Almarhum AKP Tombong, Anggota Polair Polda Sulsel di Mata Tetangga
Rumah Daeng Kulle dan Daeng Ngence berhadapan. Kediaman Daeng Kulle berupa rumah panggung, Daeng Ngence tinggal di rumah batu.
Daeng Kulle hanya hidup 2,5 jam setelah membunuh tetangganya. Dia tewas diamuk keluarga dan tetangga Daeng Ngence.
Kasubag Humas Polres Jeneponto AKP Syahrul mengatakan, motif pembunuhan dua kakek itu berlatar belakang asmara.
“Pelaku diduga membunuh tetangga korban dengan cara diparangi sampai mati di tempat. Motifnya cemburu, diduga Mappa Daeng Ngence ada hubungan dengan istri pelaku,” kata AKP Syahrul.
Daeng Kulle tinggal serumah dengan istrinya, Bunga Daeng Bau (60). Daeng Ngence juga tinggal seatap dengan istri, anak, dan cucunya.
Menurut AKP Syahrul, Daeng Kulle dilanda cemburu buta ketika mendengar cerita adanya hubungan spesial Daeng Ngence dengan Bunga, istrinya yang sudah jompo.
Baca: PSM Tanpa Marc Klok, Persija Optimistis Kalahkan Juku Eja di Makassar dan Rebut Gelar Treble Winners
Baca: 9 Klub Dihukum dari Komdis PSSI, Ada Persebaya, PSM, Bali United dan Klub Liga 2, Ini Hukumannya?
Menjelang waktu Salat Subuh, Daeng Kulle melihat Daeng Ngence lagi memperbaiki jaring rumput laut di teras rumahnya.
Dari teras lantai dua rumahnya, Daeng Kulle memperhatikan seksama Daeng Ngence. Dia lalu meraih parang panjang lalu menyeberang.
Daeng Kulle mempertanyakan hubungan spesial Daeng Ngence dengan Bunga. Namun, Daeng Ngence belum sempat memberi klarifikasi, parang di tangan Daeng Kulle sudah menerjangnya.
Jari tangan kiri Daeng Ngence putus seketika. Sabetan parang kemudian menderu ke arah wajahnya. Daeng Ngence terlentang.
Daeng Kulle semakin kesetanan, dia ayunkan parang ke dada Daeng Ngence. Serangan ke dada ini menyebabkan nyawa Daeng Ngence melayang.
“Pelaku usai membunuh korban langsung pulang ke rumahnya dan mengunci pintu rumahya."