Syamsuddin Radjab Beri Tiga Poin Penting Pasca Pelantikan Prof Hamdan Juhannis
Syamsuddin Radjab memberikan tiga poin masukan pelantikan Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Dr Hamdan Juhannis MA PhD.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Direktur Eksekutif Jenggala Center, Syamsuddin Radjab memberikan tiga poin masukan pelantikan Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN Alauddin) Makassar, Prof Dr Hamdan Juhannis MA PhD.
Pertama, Prof Hamdan Juhannis harus melanjutkan gerakan seribu buku UIN Alauddin.
"Jadi, kita berharap Prof Hamdan secara rutin melanjutkan gerakan seribu buku dan mudah-mudahan bisa dilanjutkan dari dosen, karyawan dan mahasiswa," kata Dosen Ilmu Hukum Tata Negara, Rabu (24/7/2019).
Baca: Mahasiswa Berprestasi UIN Alauddin: Dari Coba-coba, Akhirnya Juara Bahasa Arab
Baca: Rektor Baru UIN Alauddin Segera Dipilih, Ini Harapan Ketua Dema FKIK
Baca: 763 Peserta Lolos SBMPTN 2019 di UIN Alauddin Makassar dari 4.958 Pendaftar, Prodi Paling Diminati?
Ia mengatakan, buku yang berbobot, jangan dikonsumsi secara internal.
"Harus bernilai secara ekonomis untuk masyarakat umum. Hasil-hasil terbitan dan buku saat ini hanya lebih banyak mangkal di UIN, tak didistribusikan ke toko buku," katanya.
Selanjutnya, buku-buku terbitan UIN harus didistribusikan ke toko buku di Makassar, Jakarta dan daerah lain.
Selain itu, dia pun meminta karya akademik, penelitian, jurnal, harus memberikan reward karena memiliki prestasi.
"Karya para mahasiswa dan dosen ini jadi media campaign UIN untuk keluar, dan ini menunjukkan kampus kita menuju ke depan," katanya.
"Sejauh ini belum didorong ke arah sana, saya kira prof Hamdan punya kemampuan untuk mendorong ini."
Kedua, lanjut Syamsuddin, perlu pembenahan internal untuk masalah aset.
"Misalnya mengindentifikasi aset UIN, yang bernilai ekonomis dan positif untuk dikembangkan," katanya.
Menurutnya, hotel, lahan perkebunan dan tanah di Gowa belum dimaksimalkan sehingga masa depan UIN belum terlihat selama kepemimpinan rektor sebelumnya.
"Kalau ini dikembangkan bisa ke arah ekonomis maka, cara untuk mengatasi kekurangan anggaran ke UIN. Ini diaktifkan dengan pengelolaan manajemen yang bagus," katanya.
Sehingga, sumber keuangan UIN, bukan cuman APBN, SPP mahasiswa, atau hibah.
"Misalnya, perlu peningkatan agrobisnis untuk lahan UIN," katanya.