Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Asal Makassar Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katolik Filipina, 22 Tewas dan 100 Luka

Warga asal Makassar jadi pelaku bom bunuh diri di gereja Katolik Filipina, 22 tewas dan 100 luka. Terungkap pelaku bom bunuh diri pada awak 2019

Editor: Edi Sumardi
AFP/NICKEE BUTLANGAN
Polisi dan tentara berdiri di luar gereja yang terkena bom di Jolo, provinsi Sulu di pulau selatan Mindanao, Filipina, Minggu (27/1/2019). 

Nantinya, Polri beserta polisi Filipina akan mencocokkan DNA terduga pelaku dengan sampel DNA dari keluarga untuk memastikan identitas keduanya.

Dua bom bunuh diri meledak di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina, Minggu (27/1/2019), saat misa berlangsung.

Ledakan pertama terjadi di dalam gereja di Jolo, sementara bom kedua meledak saat petugas keamanan bergerak ke lokasi ledakan untuk memberi pertolongan terhadap para korban.

Insiden tersebut menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya.

Beberapa hari setelah kejadian, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan, dua pelaku serangan bom bunuh diri di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina berasal dari Indonesia.

Kepala Kepolisian Provinsi Sulu, yang membawahi Jolo, Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata melihat pelaku adalah seorang perempuan dan lelaki. B

Menanggapi pernyataan otoritas Filipina, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menegaskan, masih terlalu dini untuk menyebutkan pelaku teror bom di Gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina, adalah warga negara Indonesia.

Kepastian identitas pelaku sebagai WNI akhirnya disampaikan Polri hari ini.

Mendagri Langsung Sebut Pelaku dari Indonesia

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan, dua pelaku serangan bom bunuh diri di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina berasal dari Indonesia.

Disampaikan Ano, Jumat (1/2/2019), pihak militer telah memastikan bahwa insiden ledakan dua bom di Gereja Jolo di Provinsi Sulu pada Minggu (27/1/2019), lalu merupakan bom bunuh diri yang dilakukan dua orang.

Insiden bom ganda tersebut telah menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya.

"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri asal Indonesia," kata Ano, seperti dilansir BBC News Indonesia.

"Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia, juga yang membawa pasangan ini ke gereja."

"Tujuan dari pasangan Indonesia ini adalah untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri," tambahnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved