Perahu Sandeq Bantuan DKP Sulbar Dikuasai Kontraktor
Seperti temuan Tribun Timur.com sebelumnya, sandeq bantuan DKP Sulbar dipotong-potong untuk diubah bentuknya oleh masyarakat di Majene.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Barat (Sulbar), Parman Parakkasi sangat menyayangkan ulah masyarakat Majene yang memotong-motong perahu sandeq bantuan pemerintah.
Seperti temuan Tribun Timur.com sebelumnya, sandeq bantuan DKP Sulbar dipotong-potong untuk diubah bentuknya oleh masyarakat di Majene. Tepatnya di Dusun Apoang Selatan, Desa Bukit Samang, Kecamatan Sendana, Majene.
Hal ini ternyata tanpa sepengetahuan DKP Sulbar.
Parman Parakkasi mengaku telah menelusuri kejadian tersebut. Ia membenarkan jika perahu sandeq bantuan DKP yang bernilai Rp 60 juta telah dibongkar di daerah tersebut.
"Yang jelas saya mengatakan ini pelanggaran," ujar Parman Parakkasi, Kamis (11/7/2019).
Ia memerintahkan agar perahu tersebut diperbaiki. Sekaligus dikembalikan ke bentuk semula.
Selanjutnya penerima bantuan yang dianggarkan pada 2018 itu akan dievaluasi. DKP Sulbar akan meninjau dari tingkat kesalahan penerima bantuan tersebut.
"Tugasmu, perbaiki kembali itu, jadikan kembali seperti sandeq," ujarnya.
"Lalu kami akan evaluasi, kalau misalnya akan tetap berada di tangannya atau bagaimana. Karena kami akan bentuk juga tim untuk menilai kesalahannya," sambungnya.
*Sandeq DKP Dikuasai Kontraktor*
Sandeq bantuan DKP Sulbar di Desa Bukti Samang tersebut ternyata tak diberikan pada kelompok nelayan. Melainkan dikuasai kontraktor yang juga bekerja di Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bukit Samang.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Majene, Mukhtar membeberkan, perahu tersebut sebelumnya berada di galangan kapal di Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae. Perahu itu tak digunakan dan malah ditumbuhi rumput.
Mukhtar lalu mengusulkan ke DKP Sulbar agar sandeq itu dipinjamkan pada warga Desa Bukit Samang, Asmawati.
Kata Mukhtar, Asmawati ingin memanfaatkan sandeq tersebut. Rencananya akan diberikan pada iparnya yakni Sudir.
Penelusuran Tribun Timur, penerima bantuan tersebut ternyata bukanlah nelayan. Sudir selama ini dikenal sebagai kontraktor. Ia juga menjabat Ketua BPD Bukit Samang.
Beberapa sumber di Bukit Samang menyampaikan bahwa perahu tersebut rencananya akan dijual. Bahkan sudah ada yang mencari pembeli untuk membayarkan perahu bantuan tersebut.
Mirisnya perahu yang dirakit dengan anggaran Rp60 juta itu akan dijual Rp3 juta. Belum termasuk mesinnya.
Terkait hal itu, Kepala DKP Sulbar Parman Parakkasi akan menelusuri lebih lanjut. Jika memang perahu bantuan diperjualbelikan, maka itu masuk ranah pidana.
Sekaitan bantuan dalam penguasaan kontraktor, Parman juga akan mengkaji lebih lanjut. Nantinya akan dievaluasi jika ditemukan bukti-bukti. (Tribun Majene.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, @edyatmajawi
