Tinggalkan Keluarga 9 Bulan, Begini Cara Prajurit Yonif 721 Makkasau Obati Kerinduan
Suasana haru mewarnai pemberangkatan 450 prajurit Yonif 721 Makkasau ke perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Suasana haru mewarnai pemberangkatan 450 prajurit Yonif 721 Makkasau ke perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini, Rabu (3/7/20119) siang.
Upacara pemberangkatan yang berlansung di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar itu, dipimpin Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi dan dihadiri Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Seusai seremoni upacara, ratusan keluarga dan kerabat prajurit pun berkumpul di dekat KRI Tanjung Kambani-971 (kapal pengankut prajurit).
Baca: Berangkatkan 450 Prajurit ke Papua, Ini Harapan Pangdam Hasanuddin dan Gubernur Sulsel
Baca: INILAH Permintaan Terakhir Mantri Patra Sebelum Meninggal di Pedalaman Papua, Cek Kisahnya
Baca: Kapolda Sulsel Sambut 100 BKO Anggota Brimob dari Jakarta
Isak tangis pun pecah saat para prajurit diarahkan untuk melakukan persiapan menaiki kapal.
Sambil menggendong tas ransel dan menyelempang senjata laras panjang, para prajurit pun berpamitan ke keluarga masing-masing.
Ada yang tampak haru, ada pula yang terlihat meneteskan air mata lantaran harus berpisah dengan keluarga tercinta selama 9 bulan lamanya.
Seperti yang dirasakan personel Yonif 721 Praka Hamka. Prajurit asal Kabupaten Gowa itu tak kuasa menahan haru berpelukan dengan istri tercinta Mutiara dan putri pertamanya yang baru berumur satu tahun, Nur Reski Ramadani.
Seolah tak kuasa membayangkan meninggalkan istri dan anak selama sembilan bulan, Hamka terlihat beberapa kali memeluk dan mencium kening istrinya, begitupun ke sang putri pertamanya.
"Sedih, pisah sama istri dan anak selama 10 bulan," kata Praka Hamka saat dihampiri.
Sementara sang istri, Mutiara tak mampu berucap apa-apa selain nada isak tangis dan air mata yang berkucur di pipihnya.
Menurut Hamka, pemberangkatan ke medan tugas tanah Papua bukan kali pertama ia alami selama dinas di TNI Angkatan Darat 2010 silam.
Ia mengaku, saat baru dua tahun berseragam TNI, juga pernah ditugaskan ke Merauke pada tahun 2012-2013.
"Waktu masih remaja saya juga pernah ditugaskan ke Merauke pada tahun 2012-2013. Sekarang kita ditugaskan lagi ke Puncak Jaya," kata Hamka.
Meski seolah tak asing lagi dengan Bumi Cendrawasih (julukan tanah Papua), tugas yang diemban kali ini kata Hamka lebih beresiko.
Selain, medan yang berat dan ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata, cuaca di kawasan Puncak Jaya juga cenderu tidak normal.
"Waktu di Merauke, cuacanya agak normal, dan masyarakatnya juga sudah cukup bagus diajak berbaur. Sekarang di Puncak Jaya ini masyarakatnya masih agak pedalaman, dan cukup beresiko karena kita akan bertempur dan cauaca disana juga dingin dan medannya juga agak berat," ujar Hamka.
Namun, demi menjalankan tugas negara yang diemban, pria berusia 28 tahun ini tetap optimis dapat menjalankan tugas dengan lancar dan selamat.
Selain beratnya medsn tugas dan resiko ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), para prajurit juga harus rela selama sembilan bulan tidak berkomunikasi dengan sanak keluarga.
Pasalnya, akses jaringan telekomunikasi di kawasan Puncak Jaya kata Hamka, sangat sulit diperoleh.
"Jangankan video call, disana (Puncak Jaya) menurut senior yang perna kesana, jaringan telpon seluler saja susah, bahkan tidak ada," terang Hamka.
Untuk mengobati kerinduan dengan istri dan putri pertamanya, Hamka mengaku hanya membawa foto-foto bergambar istri, anak dan sanak keluarga lainnya.
"Jadi kalau dibilang rindu, ya... kita lihat-lihat fotonya saja istri sama anak di dompet dan di hape. Ada ratusan sampai ribuan ini foto-fotonya istriku sama anakku saya bawa. Karena mauki menelpon juga tidak bisa," tuturnya.
Selain misi tempur, Hamka dan 449 prajurit lainnya juga membawa misi untuk mengedukasi atau memberi pendidikan bagi masyarakat di kawasan Puncak Jaya.
Dalam materi pendidikan itu, jiwa nasionalisme dan Ideologi Pancasila akan menjadi materi pokok untuk kembali menumbuhka rasa cinta NKRI bagi masyarakat kawasan Puncak Jaya.(tribun-timur.com).
Laporan wartawan tribun-timur.com, Muslimin Emba
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
A