Citizen Reporter: Forum Lingkar Pena (FLP) UMI Adakan Sekolah Menulis (Sekmen)
Dengan menghadirkan pemateri yang bernama Aurora Rahmah selaku Pimpinan Redaksi (Pimred) Penerbit Macazzart Indie Book (MIB) Indonesia. Kegiatan dihad
Penulis: CitizenReporter | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN TIMUR.COM, MAKASSAR- Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengadakan Sekolah Menulis (Sekmen) di Lapak Hijau Masjid Umar bin Khattab Kampus II UMI, Makassar, Minggu (30/6/2019).
Dalam kegiatan tersebut, mereka mempelajari Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Anaknya Tak Lulus, Emak-emak Serbu SMPN 52 Makassar
Kejari Bantaeng Bakal Gelar Donor Darah, Ini Jadwalnya
Dengan menghadirkan pemateri yang bernama Aurora Rahmah selaku Pimpinan Redaksi (Pimred) Penerbit Macazzart Indie Book (MIB) Indonesia. Kegiatan dihadiri oleh belasan anggota FLP Ranting UMI.
"Tujuan kegiatan ini yang pertama dapat memperkaya pengetahuan tentang Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang benar. Kedua
untuk mengetahui penggunaan kosa kata yang tepat dalam menyusun suatu kalimat atau paragraf," kata Ketua FLP Ranting UMI, Ahmad Syauqi DzulFikri.
Ahmad Syauqi juga mengharapan dengan terlaksananya kelas PUEBI ini, diharapkan memperkaya pengetahuan mengenai EBI yang tepat. Dan semoga menjadi bekal awal dalam membuat karya tulis baik fiksi maupun nonfiksi khususnya dalam menyusun kalimat yang sesuai PUEBI.
Pembahasan awal yang disajikan oleh Aurora yaitu Fungsi PUEBI di dalam dunia kepenulisan.
"PUEBI adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang sekarang ini kita pakai, bukan lagi Ejaan yang Disempurnakan (EYD)," ungkap pemateri, Rahmah.
Aurora menegaskan bahwa PUEBI sangat berfungsi pada tulisan nonfiksi dan ilmiah, sebab PUEBI adalah pedoman yang baku untuk tulisan Bahasa Indonesia.
Ada pun pembahasan inti yang disajikan Aurora, adalah kesalahan umum yang sering didapatkan saat mengedit naskah yang ingin diterbitkan karyanya di penerbit Indie khususnya Penerbit MIB Indonesia.

"Penggunaan kata depan, di, ke dan dari, ini digabung dengan kata yang mengikutinya, selain kata tempat dan waktu, dipisah. Contoh di sekolah, di masjid, di masa sekolah, di tahun 2019," tutur Aurora.
Koordinator Kaderisasi FLP Ranting Unhas periode 2013 - 2014, Rahmah juga menjelaskan tentang Elipsis.
"Tanda elipsis juga sangat banyak yang keliru, sebab banyak yabg beranggapan tanda elipsis berfungsi sebagai pemanjang nada dalam puisi, padahal elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa satu kalimat atau kutipan adanya bagian yang dihilangkan, juga dipakai menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog, seperti 'Kamu ... tapi bagaimana jika saya ... ah sudahlah!" Tambah Pimred MIB Indonesia, Aurora Rahmah.
Penulis/ Citizen Reporter Azimah Nahl (Anggota Komunitas Pecandu Aksara)
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: