Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Waspada, Daerah Ini Terancam Kekeringan Selama Tiga Bulan

Hal itu terungkap setelah BPBD Kabupaten Bekasi berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Ilustrasi - Sejumlah anak bermain di daerah persawahan yang mengalami kekeringan di kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin/24/9/2018. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menyebut kekeringan yang melanda wilayah Bekasi akan berlangsung selama tiga bulan mendatang.

Hal itu terungkap setelah BPBD Kabupaten Bekasi berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),

"Beberapa waktu lalu sudah kami tanyakan mengenai lamanya fenomena ini (kemarau) ke BMKG dan pemantauan petugas diperkirakan akan berlangsung selama dua sampai tiga bulan mendatang," kata Kepala Pelaksana tugas (Plt) BPBD Kabupaten Bekasi Adeng Hudaya pada Jumat (28/6/2019).

Namun, berdasarkan catatan BPBD, terdapat empat kecamatan berpotensi kekeringan. Keempat kecamatan itu yakni Cikarang Selatan yang terdiri dari Desa Ciantra dan Desa Serang; Serang Baru (Desa Sirnajaya, Cilangkara, Nagacipta, Nagasari, dan Sukasari).

Kemudian di wilayah Bojongmangu  yang terdiri dari Desa Karang Indah, Karang Mulya dan Medal Krisna); dan Kecamatan Cikarang Pusat yang terdiri dari Desa Pasirranji, Cicau, Sukamahi, dan Jayamukti. 

Meski begitu, tiga desa di Cibarusah menjadi yang terparah yaitu Ridhogalih, Ridhomanah dan Sirnajati.

"Sejak awal laporan kekeringan kami kirim 5.000 liter air bersih kemudian ditambah menjadi 10.000 liter. Kemudian kami tambah lagi saat ini menjadi 15.000 liter air," jelas Adeng.

Menurut dia, pendistribusian air dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi.

Proses pengirimannya, kata dia, dilakukan menggunakan 2-3 truk tangki dan disalurkan ke warga di setiap kantor desa setempat.

"Kita kirim sesuai kebutuhan dan permintaan warga, bila ada perangkat Desa atau Camat melapor untuk minta dikirim air, secepatnya akan kita distribusikan," jelasnya.

IOF Pengda Sulsel Bakal Gelar Pelantikan, Berikut Jadwalnya

 Kecelakaan Beruntun, Angkot Tabrak Pengendara Motor, Begini Nasib Korban

Sejauh ini, pihaknya tidak memiliki pilihan lain untuk menanggulangi bencana kekeringan. Hal ini karena Kecamatan Cibarusah tidak memiliki sumber air yang cukup, bahkan lahan persawahan yang terhampar pun masih menggunakan sistem tadah hujan.

Kendati demikian, diakui Adeng, bencana kekeringan ini harusnya ditanggulangi dengan langkah yang berkesinambungan, mulai dari rencana jangka pendek, menengah dan panjang. Pengiriman air bersih terlalu efektif karena hanya penanggulangan instan.

"Sebetulnya perlu penanggulangan jarak menengah dan panjang, karena dari pantauan kami di lokasi, bukan tidak mungkin kekeringan meluas dan masyarakat yang membutuhkan air tentu makin tinggi," ungkapnya.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk membangun sumber air sebagai cara untuk menanggulangi musim kemarau," imbuhnya.

Bantuan Pemkab Bekasi Minim

Minimnya curah hujan di wilayah Kabupaten Bekasi, membuat tiga desa di Kecamatan Cibarusah kembali dilanda kekeringan karena pasokan air tanah kian menyusut.

Bahkan warga terpaksa mengambil air dari Kali Cihoe dan Kali Cipamingkis di daerah sekitar untuk kebutuhan mencuci pakaian ataupun mandi.

Berdasarkan data yang diperoleh, tiga desa yang dilanda kekeringan itu adalah Desa Ridogalih, Desa Ridomanah dan Desa Sirnajati.

Salah seorang warga bernama Hasan (49) mengatakan, bantuan air bersih yang diberikan pemerintah daerah hanya bisa bertahan untuk satu hari saja.

Soalnya bantuan air bersih yang diberikan hanya satu unit truk, sedangkan warga yang membutuhkan cukup banyak.

“Bantuan air bersih diberikan secara bergilir di setiap desa dan saya dapat dua derigen dan dua ember,” kata warga Kampung Pamanahan, Desa Ridogalih, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi ini pada Kamis (27/6/2019).

“Pasokan air bersih diberikan setiap 2-3 hari, makanya kita terpaksa ambil air di kali. Persoalan pakaian, nanti kita pakai pewangi aja biar bajunya nggak bau,” ujar Hasan.

Sementara itu, Sunimah (56) warga Desa Ridogalih RT 06/03 menambahkan, fenomena ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Bahkan saat bulan Ramadan atau Mei lalu, tidak ada hujan yang mengguyur wilayah setempat sampai sekarang.

Sunimah bersama warga lainnya, bahkan mengambil air di Kali Cipamingkis. Meski medan yang dilalui cukup curam karena berbatu, namun hal itu ia lakukan untuk kebutuhannya mencuci pakaian dan mandi.

“Terpaksa kita lakukan karena kalau tidak saya ga dapat air bersih. Dalam sehari saya bisa mengambil air dua kali di sini. Kalau badan sakit, paling saya bayar upah ke orang Rp 5.000 per ember," ujar perempuan yang bekerja sebagai buruh cuci ini

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Waspada, Ada Ancaman Kekeringan Selama 3 Bulan ke Depan di Wilayah Kabupaten Bekasi, http://www.tribunnews.com/metropolitan/2019/06/28/waspada-ada-ancaman-kekeringan-selama-3-bulan-ke-depan-di-wilayah-kabupaten-bekasi?page=3.


Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp 
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved