Sukardi, Wisudawan Ilmu Hukum Unhas dengan IPK 4,0
Sukardi (21) menjadi salah satu peserta wisuda Universitas Hasanuddin (Unhas) yang patut berbangga diri.
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Suryana Anas
Salah satunya, Asosiasi Mahasiswa Hukum Perdata.
"Ada juga Organisasi Alsa, Garda Tipikor, itu pejuang anti korupsi. Totalnya saya lupa mungkin sekitar lima organisasi lah," paparnya.
Ia kemudian membantah soal anggapan jika mahasiswa yang bergelut di dunia organisasi akan sulit mendapat IPK tinggi dan durasi kuliah akan lama.
Baginya, membagi waktu dengan bijak adalah kunci utama meraih prestasi mempuni.
"Saya tidak meninggalkan kuliah apalagi titip absen. Intinya, kuliah yah kuliah, organisasi yah organisasi," imbau Sukardi.
Sebenarnya, bukan perkara mudah bagi Sukardi untuk menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjana secepat mungkin.
Sebab kendala yang kerap menghadang, ketika uang jajan dan biaya kuliah belum tersalurkan dari kedua orang tuanya.
Maklum saja, Sukardi bukan anak konglomerat.
Ia hanya terlahir sebagai seorang anak petani di Sidrap.
"Kalau kesulitan pasti banyak, kalau paling sulitnya dalam segi biaya. Kalau memang kita lagi butuh, susah memang," kenang Sukardi.
Namun, hal tersebut tak menyurutkan niatnya untuk tetap berjuang menyelesaikan kuliah.
Bahkan, ia telah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang dilaksanakan Organisasi Pradi.
Dengan mengikuti pendidikan tersebut, ia berencana untuk menjadi seorang pengacara handal.
Selain itu, jika sukses dibidangnya, ia rencana untuk mengambil gelar S2 dan S3 untuk lebih memantapkan karirnya.
"Pendidikan Khusus Profesi Advokat sudah selesai dan akhir bulan 8 baru ujian. Kalau bisa kerja, di perusahaan atau magang di Advokat sambil kumpul uang lanjut S2 dan S3," jelasnya.