Guru dan Siswi SMK Pariwisata Matallo Toraja Utara Olah Sampah Plastik Jadi Paving Block
162 siswa-siswi SMK Pariwisata Matallo dan SMA Matariallo sebanyak 55 siswa-siswi wajib diajarkan memanfaatkan sampah menjadi paving block.
Penulis: Risnawati M | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Siswa-siswi SMK Pariwisata Matallo di Kabupaten Toraja Utara mengubah sampah plastik menjadi bahan yang bermanfaat.
162 siswa-siswi SMK Pariwisata Matallo dan SMA Matariallo sebanyak 55 siswa-siswi wajib diajarkan memanfaatkan sampah menjadi paving block.
Baca: Prodia Bantu Anda, Ketahui Makanan hingga Jenis Olahraga Sesuai dengan Gen
Baca: Politisi Ini Akui Amran Mampu Ubah Budaya Impor Komoditi Pertanian
Pantauan TribunToraja.com, sampah plastik yang digunakan berasal dari kemasan snack, botol, kertas, karton, kotak makanan styrofoam dan lainnya.
Guru pendamping, Peronika Sulle mengatakan, jika ide paving block dibuat saat tumpukan sampah di Toraja Utara menjadi masalah warga dan pemerintah daerah.
"Karena prihatin kondisi masalah sampah, waktu itu saya pulang dari Surabaya dan ketemu Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dan mengatakan kalau sampah itu bisa menjadi uang," ucap Peronika, Selasa (25/6/2019).
Lanjutnya, bermodalkan video youtube dan mencoba bersama muridnya berbulan-bulan mencari ide, akhirnya paving block bisa dihasilkan walau masih membuat secara manual.
Sementara, Kepala SMK Pariwisata Matallo, Marsem Tory mengatakan, satu paving block menghabiskan tiga hingga empat karung besar dan sejak bulan Februari memulai, sudah mengumpulkan 100 karung sampah.
"Sekitar 60 hingga 70 karung sampah sudah kami olah, dan hasilkan 30-40 paving block, akan bertambah terus setiap saat kami membuatnya bersama siswa," kata Marsem.
Dikatakan, melihat kondisi Toraja dalam masalah sampah sebelumnya dan belum ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), maka dengan itu memanfaatkan sampah plastik dengan memungutnya di tempat sampah yang ada di seputaran Rantepao hingga Tallunglipu.
Lanjut Marsem, sebagai warga SMK Pariwisata berupaya melibatkan diri menyelesaikan problem sampah di Toraja dengan melakukan daur ulang.
"Kami berupaya bekerjasama semua warga sekolah, tanpa terkecuali agar terlibat ide pengolahan sampah menjadi hal yang berguna di pekarangan rumah dan sebagainya," tambahnya.
Marsem bersyukur dan menyambut baik setiap ide dari guru dan siswa, sekaligus kedepan menghasilkan produk sampah yang dimanfaatkan demi kebutuhan masyarakat.
Dijelaskan cara mengumpulkan sampah, pertama akan menyampaikan kepada guru dan siswa agar jika ke sekolah membawa sampah plastik dari rumah serta melibatkan masyarakat, khususnya di Kota Rantepao
"Kami upayakan kumpul sampah di sekitar jalan, pasar kemudian dibawah ke sekolah dan diproses, namun menjadi kendala saat ini, kami kekurangan tenaga dan waktu karena peserta didik juga fokus proses belajar dan guru mengajar," ujarnya.

Namun, membuat paving block dapat dilakukan kedepan di sore hari dan berharap dapat membuka pola pikir masyarakat, jika sampah kalau tidak ditindaki menjadi masalah.