Efek Impor BBM, Sulsel Defisit Neraca Perdagangan Rp 306,80 Miliar
Angka ini mengalami penurunan sebesar 20,05 persen bila dibandingkan nilai ekspor Maret 2019 yang mencapai US$ 88,83 Juta.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Ansar
Sedangkan Lima kelompok komoditas utama yang diimpor pada bulan April 2019 yaitu bahan bakar mineral (BBM); gula dan kembang gula; gandum ganduman; pupuk; serta mesin- mesin/pesawat mekanik dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 37,51 persen, 13,61 persen, 12,29 persen, 5,94 persen dan 5,34 persen.
Sebagian besar impor pada bulan April 2019 didatangkan dari Singapura, Tiongkok, Thailand dan Argentina dengan proporsi masing-masing 30,96 persen, 18,84 persen, 13,85 persen dan 11,07 persen.
*Akademisi: Efek Bahan Dasar Industri
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Marsuki DEA mengatakan, kebutuhan impor terus meningkat demi kelanjutan usaha industri olahan.
Pemkot Makassar Siapkan Hadiah di Program Minggu Sehat
"Sehingga dampaknya neraca pedagangan kita selalu defisit dan cenderung meningkat," kata Marsuki via telepon, Kamis (13/6/2019).
Menurutnya, pemerintah terlalu fokus kepada negara-negara besar dan mengabaikan negara lain. Padahal, banyak negara yang tidak terpengaruh dengan ekonomi global.
"Selama ini kita terlalu fokus terhadap negara besar, padahal negara-negara besar merupakan yang paling rawan dari segi ekonomi global," katanya.
"Harus cari mitra-mitra baru di Asia dan Eropa saja dulu, mungkin termasuk Afrika dan Amerika latin. Untuk dua hal terakhir, itu memerlukan waktu dan biaya besar. Yah memberdayakan dubes kita di beberapa negara yang dianggap strategis secara ekonomis," katanya. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Langganan Berita Pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Dapatkan news video terbaru di kanal YouTube Tribun Timur:
Follow juga akun Instagram tribun-timur.com: