Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Indikator Ekonomi Catat Keberhasilan Pembangunan Pertanian Indonesia

Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla juga terus memberikan catatan positif dalam memperbaiki taraf ekonomi penduduk tanah air melalui program dan kebijakan

Penulis: Abdul Azis | Editor: Syamsul Bahri
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ketut Kariyasa
Menteri Pertanian A Amran Sulaiman mengamati petani sedang panen bawang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Pembangunan infrastruktur, utamanya jalan yang telah menurunkan angka kecelakaan di musim mudik lebaran 2019, bukan satu-satunya prestasi pemerintah.

Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla juga terus memberikan catatan positif dalam memperbaiki taraf ekonomi penduduk tanah air melalui program dan kebijakan pembangunan pertanian.

TRIBUNWIKI: Sophie Turner Ingin Bikin Film Bareng Maisie Williams Usai Game of Thrones

Paket Halal Bihalal Hotel Santika Makassar Mulai Rp 100 ribu

Dalam empat tahun terakhir (2014-2018) kesejahteraan penduduk perdesaan yang mayoritas adalah petani, terlihat semakin membaik kondisinya.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ketut Kariyasa dalam keterangan tertulisnya via pesan Whatsapp, Minggu (9/6/2019).

Kariyasa menyertakan beberapa indikator yang representatif untuk menunjukkan kondisi tersebut.

Seperti meningkatnya daya beli atau kesejahteraan masyarakat, menurunnya ketimpangan pendapatan masyarakat, stabilnya atau inflasi bahan makanan/pangan, dan menurunnya jumlah penduduk miskin.

"Membaiknya daya beli atau kesejahteraan petani terlihat dari membaiknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dalam empat tahun terakhir," ujar Kariyasa.

Menteri Pertanian A Amran Sulaiman mengamati petani sedang panen bawang.
Menteri Pertanian A Amran Sulaiman mengamati petani sedang panen bawang. (Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ketut Kariyasa)

Ia melanjutkan, menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun dasar 2012 sebesar 100, selama periode 2014-2018, NTP terus meningkat dari 102,03 (2014) meningkat menjadi 102,46 (2018).

Demikian halnya dengan NTUP, juga terus meningkat dan bahkan menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari NTP. Pada 2014 besarnya NTUP adalah 106,05 dan tahun 2018 meningkat menjadi 111,83.

"Membaiknya daya beli masyarakat, ternyata juga diikuti oleh semakin meratanya atau menurunnya ketimpangan pendapatan masyarakat. Hal ini ditandai oleh menurunnya Gini Ratio. Pada Maret 2013, secara nasional Gini ratio masih 0,424 dan pada Maret 2018 turun menjadi 0,389," urainya.

Kemudian pada September 2018 pemerataan pendapatan kembali membaik yang ditandai oleh menurunnya Gini Ratio menjadi 0,384.

Sejalan pada tingkat nasional, ketimpangan pendapatan masyarakat di perkotaan dan perdesaan juga menurun.

"Yang cukup membanggakan bahwa pemerataan pendapatan masyarakat perdesaan lebih baik dibandingkan di perkotaan, yang ditandai Gini Ratio di perdesaaan selalu lebih rendah dari perkotaan," terang Kariyasa.

Pada Maret 2013, Gini Ratio di perkotaan 0,431 dan di perdesaan 0,320 dan pada Maret 2018 turun masing-masing menjadi 0,401 di perkotaan dan 0,324 di perdesaan.

Pada September 2018, kembali turun masing-masing menjadi 0,391 di perkotaan dan 0,319 di perdesaan.(*)

Laporan Wartawan tribuntimur.com/ Abdul Azis Alimuddin

Update info terbaru tentang Tribun Timur dengan Subscribe channel YouTube kami:

Follow juga akun Instagram kami: 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved