Jelang Idulfitri, Mentan Amran Berhasil Stabilkan Harga dan Stok Pangan
Salah satu yang mendapat perhatian besar Aqil, adalah kemampuan pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dalam menjaga kestabilan stok
TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam menjaga suasana kondusif di masyarakat jelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Salah satu yang mendapat perhatian besar Aqil, adalah kemampuan pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dalam menjaga kestabilan stok dan harga pangan.
“Beberapa tahun terakhir nyaris tidak ada gejolak harga dan ketersediaan di sektor pangan," ungkap Aqil saat menyampaikan keterangannya di Jakarta Sabtu (1/6/2019).
"Padahal dulunya, gejolak harga pangan hampir selalu terjadi setiap kali jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Ini pertanda pemerintahan Jokowi telah bekerja keras dalam memastikan ketersediaan pangan mencukupi," lanjutnya.
Ketum PBNU: Mentan Amran Berhasil Jaga Harga dan Stok Pangan Stabil Jelang Idul Fitri 1440H
Bupati Maros Bakal Laksanakan Salat Idul Fitri di Tempat Ini
Menurut Kiyai Aqil, gerak cepat pemerintah tersebut juga bisa dilihat sewaktu mengatasi gejok harga bawang putih.
Bulan lalu, harga bawang putih sempat meroket hingga Rp 90 ribu per kilogram.
Tapi pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) secara cepat menjalankan berbagai strategi dan terobosan sehingga saat bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri, harga bawang putih bisa normal kembali.
Harga menyentuh harga Rp 25 ribu per kilogram bahkan di Surabaya sempat turun sampai dengan harga Rp 19 ribu.
Harga kembali normal setelah Kementan menstabilkan suplai bawang putih di pasaran melalui operasi pasar.
Harga langsung turun setelah Kementan dan stakeholders melakukan operasi pasar secara masif di 40 lokasi.
“Saya sempat berkomunikasi dengan Pak Menteri Pertanian (Andi Amran Sulaiman). Beliau sampaikan pihaknya mengawasi secara ketat ketersediaan pangan," katanya.
"Selain itu, beliau menekankan pentingnya koordinasi dengan Kemendag, Bulog, maupun Satgas Pangan sehingga distribusi pangan menjadi lancar. Saya pikir kesigapan dan sinergi berbagai elemen pemerintah ini lah yang pada akhirnya membuat ketersediaan pangan aman dan terkendali,” jelas Aqil.
Stabilitas pangan, sebut Aqil, merupakan hal yang sangat krusial saat ini.
Ini Empat Film Layar yang Tayang di XXI Panakukang, Sinopsis dan Trailernya
Apalagi beberapa bulan terakhir, situasi politik dan sosial masyarakat sempat memanas.
“Kalau sampai terjadi kelangkaan kebutuhan pokok, saya yakin kondisi yang sudah panas akan menjadi semakin tidak terkendali. Karena itu, kita patut mensyukuri terkendalinya stok dan harga pangan," ujarnya.
"Ini berkat kerja keras Pak Menteri Amran yang selalu turun ke lapangan serta selalu hadir membela petani, ” terang Aqil.
Sebelumnya, Kementan sempat memastikan ketersediaan semua kebutuhan pokok tercukupi sampai akhir puasa dan Hari Raya Iedulfitri.
Berdasarkan data dari Bulog, Stok Beras di Gudang Bulog lebih dari 2 juta ton dan aman sampai dengan akhir tahun.
Sementara ketersediaan kedelai untuk periode Januari-Juni 2019 diperkirakan mencapai 2,857 juta ton dengan proyeksi kebutuhan sebesar 2,21 juta ton.
Begitu pula dengan ketersediaan daging sapi atau kerbau selama Januari-Juni, Kementan menyebutkan ketersediaan berada di kisaran 379.900 ton dengan perkiraaan kebutuhan sejumlah 347.800 ton.
Sementara itu, ketersediaan bawang putih sepanjang Januari-Juni 2019 diperkirakan mencapai 270.000 ton dengan perkiraan kebutuhan sebesar 240.000 ton.
Tercatat sampai April lalu, 115.000 ton bawang putih impor telah masuk ke Indonesia dan diproyeksikan mencukupi kebutuhan sampai akhir Juni.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita memastikan ketersediaan daging dan telur ayam ras, serta daging sapi dalam keadaan aman jelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H.
Kepastian tersebut didasarkan pada perhitungan kebutuhan dan ketersediaan daging sapi/kerbau maupun daging dan telur ayam ras.
“Kita patut bersyukur puasa dan lebaran tahun ini, ketersediaan daging sapi serta telur dan daging ayam ras sangat terkendali. Dengan kondisi ini, kami harapkan umat muslim bisa menjalankan ibadah secara tenang selama ramadan dan lebaran," katanya.
Dalam menjaga ketersediaan serta stabilitas harga pangan, Ketut menjelaskan bahwa pemerintah mewaspadai tiga aspek utama yaitu kecukupan stok, distribusi, dan kenaikan permintaan.
Kementan melakukan pengawasan dengan berkoordinasi dan bersinergi bersama instansi terkait.
“Kami melakukan penghitungan supply-demand bahan pangan pokok (daging sapi/kerbau, daging ayam dan telur) secara periodik dan terlibat dalam Rapat Koordinasi Teknis yang dikoordinir Kemenko Perekonomian bersama Kemendag, Kemenperin, dan BPS,” jelas Ketut.
Ramadan dan Idul Fitri tahun 2019, Kementan mencatat ketersediaan daging sapi/kerbau mencukupi dengan surplus sebanyak 2.450 ton.
Adapun prediksi kebutuhan nasional pada bulan Mei-Juni 2019 sebanyak 123.105 ton yang akan dipenuhi oleh produksi sapi lokal 72.576 ton, stok persediaan 40.620 ton.
Rencana pemasukan daging sapi impor dan jeroan pada bulan Juni sekitar 12.359 ton.
Sementara itu dengan menghitung potensi produksi dan kebutuhan pada bulan Mei-Juni 2019, daging ayam diprediksi surplus sebanyak 30.373 ton, dan komoditas telur akan surplus sebanyak 153.761 ton.
"Angka tersebut didapatkan berdasarkan perhitungan angka kebutuhan telur sebanyak 326.329 ton dan stok persediaannya 480.090 ton," beber Ketut. (*)
Padatnya Pengunjung Berburu Baju Lebaran di Karebosi Link
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah (NA) @nurdin.abdullah, mengunjungi tiga mega proyek yang ada di Kabupaten Luwu Utara.