TERUNGKAP! Tersangka Rencana Pembunuhan 4 Jenderal Punya 'Hubungan' dengan Kivlan Zein
TERUNGKAP! Tersangka Rencana Pembunuhan 4 Jenderal Punya 'Hubungan' dengan Kivlan Zein
TRIBUN-TIMUR.COM-TERUNGKAP! Tersangka Rencana Pembunuhan 4 Jenderal Punya 'Hubungan' dengan Kivlan Zein.
Kivlan Zein mengetahui empat tersangka dalang Kerusuhan 22 Mei yang telah ditangkap pihak kepolisian.
Seorang tersangka bahkan pernah bekerja sebagai sopir Kivlan Zein.
Djuju mengatakan, seorang tersangka dalang kerusuhan Aksi 22 Mei dulunya pernah bekerja sebagai sopir paruh waktu Kivlan Zein.
Baca: Najwa Shihab Menangis Dapat Surat dari Izzat Assegaf Aku Akan Pergi Musim Panas yang Akan Datang
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, tersangka bernama Armi bekerja sebagai sopir Kivlan selama tiga bulan.
Armi diketahui merupakan satu di antara tersangka pemilik senjata api ilegal.
"Dalam hal ini ada seseorang yang bernama Armi yang ikut bekerja paruh waktu bersama Pak Kivlan."
"Dia salah satu tersangka pemilik senjata api secara tidak sah," ungkap Djuju, di Polda Metro Jaya, Kamis (30/5/2019).
Tak hanya itu, Djuju Purwantoro menyebutkan Kivlan Zein mengetahui empat tersangka dalang kerusuhan aksi 22 Mei.
Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI ini hanya sekedar tahu saja, tidak mengenal mereka.
"Pak Kivlan tahu (empat orang tersangka), maksudnya tahu tapi tidak kenal," kata Djuju.
Sebelumnya, enam tersangka dalang kerusuhan 22 Mei ditangkap di tempat dan waktu berbeda.
Mengutip dari laman yang sama, enam tersangka dalang kerusuhan 22 Mei yang ditangkap adalah HK, AZ, IR, TJ, AD, dan AF.
Dari mereka, polisi telah menyita barang bukti berupa empat senjata ilegal, dua di antaranya berupa rakitan.
Baca: Di Bareskrim Polri, Kivlan Zen: Saya Tidak Makar, Saya Tidak Punya Senjata dan Tidak Punya Pasukan
Empat senjata ilegal tersebut terdiri dari :
1. Sepucuk pistol jenis revolver taurus kaliber 38 dan dua box peluru kaliber 38 berjumlah 39 butir,
2. Sepucuk pistol jenis Major kaliber 52 dan sebuah magazine serta lima butir peluru.
3. Sepucuk senpi laras panjang rakitan kaliber 22.
4. Sepucuk senpi laras pendek rakitan kaliber 22.
Fadli Zon Dituduh sebagai Dalang Kerusuhan 22 Mei
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, dituduh sebagai dalang kerusuhan 22 Mei.
Tuduhan tersebut dilontarkan sekelompok orang yang menyambangi Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu (29/5/2019) siang.
Kelompok yang berjumlah sekitar 50 orang itu mengenakan kaus berwarna hitam bertuliskan Rembug Nasional Aktivis 98.
Seperti yang dilansir Tribunnews, seorang pria dari kelompok tersebut menyebutkan Rembug Nasional Aktivis 98 (RNA 98) berniat melaporkan Prabowo Subianto, Titiek Soeharto, Neno Warisman, Amien Rais, Kivlan Zein, dan Fadli Zon atas dugaan dalang kerusuhan aksi 22 Mei 2019.
Baca: Fadli Zon Sindir SBY Gak Usah Baperlah, Saya Setiap Hari Santai Saja Masalah Apa?
Menanggapi tuduhan RNA 98, Fadli Zon membantah dan mengatakan akan melaporkan balik.
Ia bahkan menyebutkan sudah melaporkan banyak nama yang berurusan dengannya.
"Ya saya mau bagaimana ada dalang enak aja. Saya kalau ada yang melaporkan saya laporkan balik ya."
"Jadi tidak ada cerita dan saya sudah melaporkan banyak nama. Saya selama ini ada 12 laporan ya. Bareskrim dan sebagainya."
"Banyak itu saya gak hafal dari yang dulu dari tahun 2017-2018," tutur Fadli Zon di Polda Metro Jaya, Rabu.
Hingga kini, polisi masih terus mendalami berbagai fakta dan melakukan pemeriksaan terkait kerusuhan 22 Mei.
Pihak kepolisian mengatakan akan segera mengungkapkan hasil penyelidikan jika penyelidikan sudah selesai.
"Nanti kalau misalnya alat bukti yang dimiliki sudah cukup dari hasil analisa gelar perkara, pasti nanti akan ditetapkan sebagai tersangka dan akan kita sampaikan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol), Dedi Prasetyo, di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Kompas.com, Rabu.
Empat pejabat negara dan satu pimpinan lembaga survei jadi target pembunuhan dalam aksi 22 Mei yang berakhir rusuh, minggu lalu.
Ratusan orang ditangkap setelah membuat onar, termasuk di antaranya membakar mobil-mobil yang diparkir di Asrama Brimob.
Di sisi lain, ada 4 korban tewas tertembak peluru dalam kerusuhan tersebut.
Setelah para provokator kerusuhan ditangkap, mulai terkuak target lain dalam aksi tersebut.
Belakangan diketahui empat pejabat negara yang diincar untuk dibunuh itu seluruhnya bertitel Jenderal.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan empat pejabat yang menjadi target pembunuhan saat kerusuhan 22 Mei 2019 adalah Menko Polhukam Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Baca: Polisi Ungkap Golongan Penyandang Dana Rencana Pembunuhan 4 Jenderal atau Tokoh Nasional
Baca: Ini 4 Tokoh Nasional yang Dapat Ancaman Pembunuhan Saat Aksi 22 Mei? Baca Profil Keempat Jenderal
Baca: Siapa Pejabat Negara dan Bos Lembaga Survei yang Jadi Sasaran Pembunuhan Perusuh 22 Mei?
Seorang pimpinan lembaga survei juga menjadi sasaran, kata Tito, meski ia enggan menyebutkan identitasnya.
"Dasar kami sementara ini hanya BAP (Berita Acara Pemeriksaan) ya. Berita acara itu resmi. Pro justitia, hasil pemeriksaan kepada tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan berdasar informasi intelijen, beda," kata Tito dalam konferensi pers di kantor Menko Polhukam (28/05).
"Yang jelas, kami selalu sejak awal, begitu ada informasi, selalu memberikan pengamanan dan pengawalan kepada yang bersangkutan," katanya.
Sebelumnya, pihak kepolisian mengungkapkan mereka telah menangkap enam orang yang diduga terlibat dalam rencana itu. Polisi juga menyita empat senjata dari kelompok itu.
Meski begitu, hingga kini, siapa dalang di balik gerakan tersebut belum diungkapkan polisi.
Tito mengatakan pihak kepolisian masih mencari pihak yang menggerakan massa untuk melakukan kerusuhan.
"Selangkah menyentuh Jokowi"
Peneliti pertahanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhamad Haripin mengatakan Presiden Joko Widodo tidak menjadi sasaran utama karena sulit bagi kelompok itu untuk menembus pengamanan Paspampres yang ketat.
Sementara, kata Haripin, empat orang pejabat itu menjadi sasaran karena posisi mereka yang strategis dan penting di pemerintahan.

Baca: Polisi Ungkap Golongan Penyandang Dana Rencana Pembunuhan 4 Jenderal atau Tokoh Nasional
Baca: Ini 4 Tokoh Nasional yang Dapat Ancaman Pembunuhan Saat Aksi 22 Mei? Baca Profil Keempat Jenderal
Baca: Siapa Pejabat Negara dan Bos Lembaga Survei yang Jadi Sasaran Pembunuhan Perusuh 22 Mei?
Posisi Budi Gunawan (BG), misalnya, kata Haripin sangat vital bagi suatu negara.
"Ada teori yang bilang intelijen itu garis pertama dari pertahanan. Jadi kalau ngejebol suatu negara dengan perang atau invasi, yang pertama dijebol dulu ya intelijen. Misalkan Pak BG 'kejadian', berarti rezim Jokowi (tinggal) beberapa langkah lagi menuju situasi kekacauan," kata Haripin.
Posisi Gories sebagai staf ahli presiden, kata Haripin, juga sama krusialnya.
Jika Gories menjadi korban, kata Haripin, itu akan mengirim sinyal yang sangat kuat pada pemerintahan Jokowi bahwa para lawan hanya tinggal selangkah lagi untuk 'menyentuh' Jokowi.
Friksi di tubuh purnawirawan TNI?
Haripin juga menyoroti kemungkinan adanya friksi pada tubuh TNI yang melatarbekalangi kasus ini, mengingat Luhut dan Wiranto adalah purnawirawan TNI.
Sebelumnya, Eks Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko dituding terlibat dalam penyelundupan senjata api ilegal dari Aceh, yang diduga akan digunakan untuk demo tanggal 22 Mei.
Haripin menduga ada faktor persaingan antara Luhut dan Soenarko yang sama-sama berlatar belakang sebagai Danjen Kopassus.
Sementara, Haripin, juga menyorot pertikaian-pertikaian yang terjadi antara Wiranto dan Kivlan Zen, purnawirawan pendukung Prabowo, yang kini ditetapkan sebagai tersangka makar.
Baik kubu Jokowi dan Prabowo sama-sama didukung sejumlah purnawirawan.
Menurut Kadiv Humas Polri Brigjen Muhammad Iqbal, pada 14 Maret 2019, tersangka HK menerima uang Rp150 juta, dan TJ mendapat bagian uang sebesar Rp25 juta Rupiah dari seseorang - yang identitasnya sudah dikantongi oleh kepolisian.
Selain Luhut dan Wiranto, Jokowi didukung purnawirawan lain, seperti Moeldoko.
Sementara, kubu Prabowo didukung Jenderal (Purn) Djoko Santoso hingga Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdijatno.
Ia menyebut keberadaan purnawirawan di kedua kubu masih sangat berpengaruh.
Meski bukan lagi prajurit, Haripin mengatakan masih banyak purnawirawan yang menduduki posisi strategis baik di pemerintahan atau perusahaan.
Latar belakang mereka sebagai prajurit di orde baru, tambah Haripin, membuat para purnawan itu tetap ingin berperan dalam pemerintahan.
"Di satu sisi ada kepentingan politik, di sisi lain, kalau kita mau agak positif, mereka mempunyai romantisme ideologi masa lalu, terkait dwifungsi ABRI" kata Haripin.
Sementara, pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan dia tidak melihat kasus ini terkait dengan pertentangan antar satuan.
"Saya lihat ini kelompok sakit hati, yang tidak suka Jokowi, dan menyasar orang-orang dekatnya Pak Jokowi," katanya.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kivlan Zein Tahu 4 Tersangka Dalang Kerusuhan 22 Mei, Seorang di Antaranya Pernah Bekerja jadi Sopir, http://www.tribunnews.com/nasional/2019/05/30/kivlan-zein-tahu-4-tersangka-dalang-kerusuhan-22-mei-seorang-di-antaranya-pernah-bekerja-jadi-sopir?page=all.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti