Mengejar Malam Lailatul Qadar, Bolehkah Wanita Haid dan Nifas Ikut Iktikaf di Masjid? Ini Kata Ustad
Namun apabila seorang wanita sedang haid maupun nifas, apakah diperbolehkan untuk melakukan iktikaf di masjid?
TRIBUN-TIMUR.COM-Iktikaf dikerjakan di setiap waktu dan diutamakan pada bulan suci Ramadan, dan lebih dikhususkan sepuluh hari terakhir untuk mengharapkan datangnya malam Lailatul Qadar.
Diketahui apabila kita beribadah pada malam tersebut maka nilainya sama dengan melakukan ibadah selama 1.000 bulan atau setara dengan 83 tahun lebih 3 bulan.
Namun apabila seorang wanita sedang haid maupun nifas, apakah diperbolehkan untuk melakukan iktikaf di masjid?
Iktikaf secara etimologi memiliki pengertian berdiam diri di suatu tempat.
Sedangkan iktikaf secara syariat bermakna mengurung diri dalam masjid untuk melakukan kegiatan zikir, perenungan, dan lainnya, seusai dengan aturannya.
Baca: Lailatul Qadar Turun Malam Ini? Baca Doa dan Tanda-tandanya, Juga Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
Sementara orang yang sedang nifas ataupun haid tidak diperbolehkan tinggal di masjid.
Nah namun pertanyaanya, masjid di sebelah mana?
Di lingkungan kita biasanya masjid memiliki beranda maupun sisi kanan kiri yang biasanya tidak dihitung dalam masjid.
Yang biasanya berfungsi untuk sekedar duduk, yang tidak diperuntukan untuk jamaah salat.
Jadi apabila wanita ingin mendengarkan taklim, di bulan Ramadan, dia tidak boleh masuk masjid.
Namun dia bisa di beranda atau di luar masjid untuk mendengarkan taklim itu.
Ya tapi nilainya tidak bernilai iktikaf hanya dia terhitung memanfaatkan waktu Ramadan untuk bisa mendengarkan kajian di masjid.
Baca: Masjid Nurul Hikmah Markas Imam Malik Gelar Itikaf dan Qiyamulallil
Jelas kalau iktikaf untuk muslimah haid dan nifas tidak dibenarkan, karena iktikaf intinya adalah berdiam di masjid dengan melakukan kegiatan dengan tafakkur, zikir, berdo’a dan lain-lainya.
Sedangkan orang yang haid dan nifas tidak boleh masuk masjid.
Sehingga prinsipnya tidak boleh beriktikaf tapi boleh mendengarkan kajian iktikaf asal dia tidak di ruang di batas masjid itu.

Wahid Ahmadi
Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah
Niat dan Amalan saat Itikaf di Masjid
Pada sepuluh hari terakhir Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk semakin memperbanyak ibadahnya.
Satu di antara ibadah yang paling dianjurkan adalah itikaf atau berdiam diri di masjid.
Rasulullah SAW selalu itikaf di 10 hari terakhir Ramadan.
Bahkan di tahun wafatnya, ia beritikaf selama 20 hari.
Bagi Anda yang ingin melaksanakan itikaf, ada beberapa hal yang harus dipahami.
Di antaranya adalah lafal niat untuk itikaf. Begini niatnya:
نَوَيْتُالْاِعْتِكَافَ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Nawaitul I’tikaafa lilaahi ta’ala,
“Saya niat I’tikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta’ala."
Saat itikaf dianjurkan untuk membaca doa:
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّتُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّيْ
“Ya Allah, bahwasannya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.”
I’tikaf harus dilakukan di masjid dan dianggap sah bila memenuhi rukun-rukun sebagai berikut :
1. Niat Mendekatkan Diri kepada Allah.
2. Berdiam di Masjid
3. Islam dan suci, serta sudah akil baligh.
Yang Membatalkan
Adapun hal-hal yang membatalkan i’tikaf adalah keluar dari masjid tanpa keperluan yang jelas, bercampur dengan istri, murtad,
hilang akal karena gila atau mabuk, serta datang haid dan nifas ataupun semua yang mendatangkan hadats besar.
Amalan Mulia
Selain berdoa dan beberapa hal di atas, saat itikaf juga disarankan untuk melakukan lima amalan mulia ini:
Salat
Saat itikaf, perbanyaklah salat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih pahala yang besar..
Memperbanyak Membaca Alquran
Banyak kemuliaan yang kita dapatkan dengan membaca Alquran.
Dengan membaca Alquran, kita akan mendapat syafaat di hari kiamat nanti.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, ‘’Bacalah oleh kalian Alquran. Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.’’ (HR Muslim).
Perbanyak Zikir
Zikir juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan saat itikaf, yakni bertasbih, takmid, tahlil, istighfar dan sebagainya.
Allah SWT berfirman, ‘’Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu; bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.’’ (QS Al-Baqarah [2]: 152).
Bersalawat
Bersalawat atas Nabi Muhammad akan mendatangkan pahala.
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh.’’ (HR Muslim).
Mengurangi Berhubungan dengan Orang Banyak
Saat itikaf, kita dianjurkan untuk lebih banyak berdiam diri dan mengurangi berkomunikasi dengan banyak orang.
Bahkan menurut para ulama, lebih disukai bila itikaf telah selesai, kita tetap berdiam diri pada malam menjelang Idulfitri.
Lalu keesokan harinya ke luar dari masjid tempat i’tikaf menuju tempat salat Idul Fitri, sehinggga menyambung dari satu ibadah ke ibadah yang lainnya.
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Barangsiapa bangun (untuk beribadah) pada dua malam Ied dengan mengharapkan pahala dari Allah, maka Allah tidak akan mematikan hatinya pada saat dimatikannya semua hati.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Tanya Pak Ustaz: Apakah Wanita yang Sedang Haid dan Nifas Diperbolehkan Iktikaf di Masjid?, https://wow.tribunnews.com/2019/05/29/tanya-pak-ustaz-apakah-wanita-yang-sedang-haid-dan-nifas-diperbolehkan-iktikaf-di-masjid?page=all.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah