Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Mengharukan Putri Wulandari Mahasiswi FTI UMI dan Waitress yang Ujian Skripsi di RS Ibnu Sina

Seorang mahasiswi Jurusan Teknik Kimia FTI UMI, Putri Wulandari mengikuti ujian skripsi di kamar perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina, rumah sakit depan

Editor: Edi Sumardi
Cerita Mengharukan Putri Wulandari Mahasiswi FTI UMI dan Waitress yang Ujian Skripsi di RS Ibnu Sina - putri-wulandari-1-2952019.jpg
DOK FTI UMI
Mahasiswi angkatan tahun 2014 Jurusan Teknik Kimia pada Fakultas Teknolgi Industri Universitas Muslim Indonesia, Putri Wulandari saat mengikuti ujian skripsi di kamar perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina, rumah sakit depan kampus UMI sekaligus satu yayasan dengan UMI, di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (29/5/2019).
Cerita Mengharukan Putri Wulandari Mahasiswi FTI UMI dan Waitress yang Ujian Skripsi di RS Ibnu Sina - putri-wulandari-2-2952019.jpg
DOK FTI UMI
Mahasiswi angkatan tahun 2014 Jurusan Teknik Kimia pada Fakultas Teknolgi Industri Universitas Muslim Indonesia, Putri Wulandari saat mengikuti ujian skripsi di kamar perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina, rumah sakit depan kampus UMI sekaligus satu yayasan dengan UMI, di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (29/5/2019).
Cerita Mengharukan Putri Wulandari Mahasiswi FTI UMI dan Waitress yang Ujian Skripsi di RS Ibnu Sina - putri-wulandari-3-2952019.jpg
DOK FTI UMI
Mahasiswi angkatan tahun 2014 Jurusan Teknik Kimia pada Fakultas Teknolgi Industri Universitas Muslim Indonesia, Putri Wulandari saat mengikuti ujian skripsi di kamar perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina, rumah sakit depan kampus UMI sekaligus satu yayasan dengan UMI, di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (29/5/2019).

TRIBUN-TIMUR.COM - Lazimnya, ujian skripsi atau tesis dan desertasi dilakukan di ruang pertemuan secara tertutup dan berlangsung dalam suasana formal.

Namun, melebihi itu, Fakultas Teknolgi Industri pada Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI) membuat terobosan melalui ujian skripsi di rumah sakit.

Seorang mahasiswi Jurusan Teknik Kimia FTI UMI, Putri Wulandari mengikuti ujian skripsi di kamar perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina, rumah sakit depan kampus UMI sekaligus satu yayasan dengan UMI, di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan.

Ujian berlangsung, Rabu (29/5/2019), selama sekitar 1 jam, mulai pukul 15:00 Wita hingga 16:00 Wita.

Putri Wulandari, perantau asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, ujian di kamar perawatan karena dirinya sakit keras.

Sudah 6 hari dia dirawat di rumah sakit karena tifus.

"Agar dia bisa selesai (menyelesaikan studi) tepat waktu, kami bantu penyelesaian ujian skripsinya," kata Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata seusai menghadiri ujian tersebut.

Sama dengan lazimnya proses ujian skripsi bagi mahasiswa lainnya, Putri Wulandari juga presentasi.

Sambil baring dan mengenakan seragam warna hitam putih, dia mempesentasikan materi ujiannya menggunakan laptop yang terhubung dengan LCD projector.

Skripsi karya Putri Wulandari berjudul Pemanfaatan Nasi Basi Menjadi Bioetanol dengan Metode Fermentasi.

Hasil risetnya yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah itu diuji dan ditanggapi 3 dosen, yakni Takdir Syarif, La Ifa, dan Fitra Jaya.

Dia dibimbing Syamsuddin Yani dan Andi Artiningsih.

Ujian tersebut disaksikan orangtua Putri Wulandari yang datang dari kampus.

Zakir Sabara H Wata sekaligus ketua sidang ujian skripsi menuturkan, sebenarnya, Rabu siang, Putri Wulandari hendak nyeberang ke kampus untuk ujian di ruang sidang Jurusan Teknik Kimia FTI UMI.

"Dalam kondisi masih sangat loyo, di naik taksi online ke kampus. Pakai seragam hitam putih sesuai dipersayaratkan. Katanya, mau ujian," tutur Zakir Sabara H Wata menceritakan.

Dia memilih ke kampus setelah mendapat undangan mengikuti ujian.

Kuliah Sambil Kerja

Beberapa jam sebelum itu, rekan seangkatan Putri Wulandari pada Jurusan Teknik Kimia FTI UMI, Mety Yusnitha melapor soal adanya kendala dihadapi jelang ujian.

Putri Wulandari tak mau melewatkan kesempatan ujian sesuai yang dijadwalkan, Rabu (29/5/2019), pukul 15:00 Wita hingga 16:00 Wita.

Tahun ini merupakan tahun kelima Putri Wulandari menempuh studi pendidikan tinggi di luar provinsi.

Normalnya, dia bisa menyelesaikan studi dan diwisuda pada tahun ini.

Andai dia tak ujian, tadi siang, maka Putri Wulandari kemungkinan tak bisa ikut wisuda pada tanggal 15 Juni 2019 atau sepekan setelah Lebaran Idul Fitri 1440 H.

Jika tak diwisuda bulan depan, maka dia harus menunggu jadwal wisuda berikutnya, November 2019.

"Risikonya kalau dia tidak diwisuda bulan Juni, harus bayar lagi SPP untuk 1 semester Rp 3,5 juta. Itu yang dia hindari dan sangat khawatirkan. Makanya, dia paksakan dirinya ikut ujian walau sakit keras," tutur Zakir Sabara H Wata menceritakan.

Bagi Putri Wulandari, uang Rp 3,5 juta sangat sulit didapatkan.

Beban pikirannya tak hanya soal uang SPP jutaan rupiah, namun juga biaya perawatan rumah sakit tak di-cover BPJS Kesehatan.

Hidup jauh dari orangtua dan dia harus mandiri di tanah rantau.

Demi menutupi biaya hidup dan kuliah di Makassar, Putri Wulandari tak mengandalkan beasiswa.

Juga tak mengandalkan transferan dari orangtuanya.

Sambil kuliah, Putri Wulandari nyambi sebagi waitress (pramusaji) kafe di Jalan Prof Abdurahman Basalamah, sekitar 1 Km dari kampusnya.

Sementara, rekannya, Mety Yusnitha nyambi sebagai pembantu rumah tangga.

Sama dengan Putri Wulandari, Mety Yusnitha juga baru saja selesai ujian skripsi, Rabu, pukul 16:00 Wita hingga 17:00 Wita.

Namun bedanya, Mety Yusnitha ujian di ruangan kampus.

Keputusan Cepat dan Bonus

Setelah mendengar cerita kehidupan Putri Wulandari dari Mety Yusnitha, para penguji, pembimbing, Ketua Jurusan Teknik Kimia FTI UMI, dan Dekan FTI UMI langsung memutuskan menggelar ujian di kamar perawatan rumah sakit.

"Sepanjang sejarah UMI, sepertinya ini ujian skripsi pertama di rumah sakit. Putri dan Mety sempat menganggap kalau ujian tak bisa digelar di luar kampus, padahal bisa," tutur Zakir Sabara H Wata.

Namun, sepertinya, Putri Wulandari tak mengetahui bakal didatangi penguji, pembimbing, dan ketua sidang.

Saat dia dalam perjalanan menuju kampus, para penguji, pembimbing, dan ketua sidang tiba di rumah sakit.

Tak lama kemudian, ujian pun digelar di kamar perawatan nomor 204 gedung baru RS Ibu Sina.

Gedung itu diresmikan Wapres RI, Jusuf Kalla, Sabtu (30/3/2019) atau 2 bulan lalu.

Setelah sejam ujian, Putri Wulandari lalu dinyatakan lulus.

Selain itu, pimpinan FTI UMI juga memberinya bonus bebas biaya perawatan di rumah sakit.

"Ibunya dari kampung sangat terharu," tutur Zakir Sabara H Wata.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved