Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Identitas Kerangka Manusia di Pangkep Terungkap, Korban Diduga Kecelakaan

Ientifikasi itu diumumkan Kepala Biddokkes Polda Sulsel Kombes Pol dr R Harjuno melalui press release yang berlansung di Kantor Biddokkes Polda Sulsel

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
muslimin emba/tribun-timur.com
Paman Rahmat (koban kerangka tulang manusia) Haji Abbas dan ayar Rahmat, Mustafa saat menghadiri press release di kantor Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar, Selasa (2852019) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setelah empat bulan melakukan proses identifikasi, Biddokkes Polda Sulsel akhirnya berhasil mengungkap identitas kerangka manusia yang ditemukan di Kampung Maccini Oto, Kelurahan Bonto Perak, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Rabu (14/11/2018) lalu.

Ientifikasi itu diumumkan Kepala Biddokkes Polda Sulsel Kombes Pol dr R Harjuno melalui press release yang berlansung di Kantor Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar, Selasa (28/5/2019) sore.

Pengunkapan identitas kerangka itu dilakukan secara Scientific Crime Investigation (SCI) dan melalui tes DNA warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya.

Diundang BI, Pj Wali Kota Sebut Transformasi Digital Mudahkan Pemerintah

 TRIBUNWIKI: Ini Profil Lee Seunghoon WINNER, Minta Maaf Setelah Pukul Kepala Ilhoon BTOB

Dari hasil indentifikasi teresbut, kerangka manusia itu diketahui bernama Rahmat (28) anak bungsu dari empat bersaudara pasangan, Mustafa bin Sabbe dan istrinya ST Mina H Duri yang merupakan warga sekitar lokasi penemuan kerangka.

Meski demikan, hasil identifikasi itu belum mengungkap penyebab kematian Rahmat.

Ayah korban, Mustafa (70) didampingi saudaranya Haji Abbas (60) dan kerabat lainnya mengungkapkan, meninggalnya Rahmat diduga akibat kecelakaan.

Pembunuh Mahasiswa ATKP Dilimpahkan ke Kejaksaan, Ini Jadwal Sidangnya

Ia bercerita, Rahmat meninggalkan rumahnya untuk menunaikan salat subub berjamaah di masjid yang tidak jauh dari rumahnya pada 9 Januari 2018 lalu.

Saat waktu salat usai, kata Haji Abbas, Rahmat tidak kunjung pulang ke rumahnya.

"Bersamaan dengan itu ada kayaknya kejadian-kejadian di pinggir jalan. Kayaknya ditabrak mobil sesuai dengan fakta yang ada tengkorak itu. Tapi, itu hari memang ada pete-pete yang tabrak mati itu sopir bersamaan itu habis subuh," kata Haji Abbas.

Rahmat, kata Haji Abbas, biasanya sepulang dari masjid salat subuh, ia melakukan aktifitas jalan-jalan subuh sebelum pulang ke rumah.

"Habis salat subuh itu dia (Rahmat) biasa jalan-jalan subuh di jalanan besar itu, itu pagi-pagi dia pas papasan dengan pete-pete itu," terangnya.

Cerita Pelajar Asal Kota Parepare Merasakan Ramadan di Amerika Serikat

Ia pun meyakini Rahmat meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.

Oleh Haji Abbas, Rahmat dikenal sosok yang rajin berbiadah di masjid. "(Kesehariannya iti) Dia (Rahmat) di masjid, dia remaja masjid," tuturnya.

Sementara, ayah korban Mustafa mengaku pasca kecelakaan yang menewaskan sopir yang bersamaan hilangnya Rahmat, pihaknya mengaku telah melakukan upaya pencarian.

"Ada upaya pencarian, kita lapor polisi itu hari," ujar Mustafa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved