Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dampak Larangan Penggunaan Android, Harga Huawei P30 Pro Anjlok, Dikabarkan hanya Rp 1,8 Juta

Saat pertama kali dilauching, Huawei P30 Pro dijual seharga Rp 16,5 juta. Namun, kini hanyanya dikabarkan tinggal Rp 1,8 juta.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Sumber foto: Youtube.com
Terancam Tak Bisa Pakai Layanan Google, Harga Huawei P30 Pro Anjlok, Dikabarkan hanya Rp 1,8 Juta 

Jepretan pun tampak lebih dekat tanpa menimbulkan efek blur maupun 'pecah'.

Zoom optik juga mampu memotret objek lebih dekat tanpa mengurangi kualitas gambar.

Sementara zoom hybrid yang yang tersemat dalam Huawei P30 Pro juga dapat meningkatkan kemampuan hingga 50x zoom digital.

"Kami menyebutnya super zoom, dari jarak jauh bisa menangkap detail tanpa blur," kata Dewi.

Tambahan fitur mode malam pada Huawei P30 Pro diklaim semakin membuat pengambilan foto semakin mudah.

Huawei P30 Pro diklaim mampu menghasilkan jepretan yang lebih jelas dan tajam dengan kondisi minim cahaya.

Segi baterai, Huawei P30 Pro memiliki kapasitas 4.200 mAh.

Baterai tersebut diklaim telah mengusung super charge atau pengisian daya cepat hingga 40 Watt.

"Pengisian dapat mencapai 70 persen hanya dalam waktu 30 menit," tambah Dewi.

Selanjutnya segi keamanan, Huawei P30 Pro mengusung sensor finger print di bagian layar yang terletak di sisi bawah.

"Finger print on screen, pengguna hanya menempelkan sidik jari ke layar otomatis akan membuka," imbuhnya.

Terancam Tak Bisa Gunakan Layanan Google

Gadget produksi Huawei terancam tidak akan lagi bisa menggunakan aplikasi dari Google.

Ancaman tersebut sejalan dengan larangan dagang yang dikeluarkan pihak Amerika Serikat kepada China, negara produsen Huawei.

Huawei bersama 70 afiliasinya masuk daftar hitam bernama "entity list" yang dikeluarkan Pemerintah Amerika Serikat untuk tidak diajak berdagang.

Baca: Zulham Cetak Gol Perdana Musim 2019, Berikut Pencetak Gol di PSM Sejak 2016

Baca: Dinkes Jeneponto Belum Pastikan Sumber Virus yang Menjangkiti Masyarakat Garonggong

Usut punya usut, pokok permasalahan AS dengan Huawei ada pada jaringan 5G dan siapa yang memilikinya.

Belakangan muncul berita alasan Huawei dilarang memasukkan barangnya ke Amerika Serikat, ditengarai karena alasan produk China ini akan menjadi penguasa 5G.

Seperti dikutip dari MIT Technology Review; Huawei digadang-gadang akan menjadi penguasa 5G yang dalam 5 tahun ke depan.

Nah, jika masuk pasar Amerika Serikat, Huawei diperkirakan bisa mendapatkan keuntungan mencapai 123 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.800 triliun.

Dengan adanya larangan dagang dengan Huawei, kompetitor perusahaan itu akan bisa mengejar ketertinggalannya dan 5G tidak akan didominasi oleh satu perusahaan saja.

Dalam pemikiran pemerintah AS, terlalu berbahaya jika jaringan 5G dengan segala kompleksitas dan risiko keamanannya jatuh ke tangan perusahaan China.

Karena ke depan harus bisa mempertanggungjawabkan segala keputusannya kepada pemerintah China.

Apa itu 5G?

Untuk memahami konflik AS dengan Huawei mengenai 5G, Anda harus mengerti terlebih dahulu apa itu 5G.

5G bukanlah protokol atau alat, melainkan sekelompok teknologi jaringan yang akan menghubungkan segalanya. 

Kekuatan teknologi ada pada kecepatanyan yang bisa mencapai 20 gigabit per detik.

Baca: Besok, Dinas Perpustakaan Pinrang Tinjau Taman Baca Sepanjang Perjalanan

Baca: Trend Hijab dan Wedding Expo 2019 Resmi Dibuka di ClLaro, Hadirkan Busana Muslim Terbaru

Dengan kecepatan itu, 5G akan bisa menghubungkan segalanya, mulai dari mobil otonom, robot-robot industri, peralatan rumah sakit, sampai elektronik rumah tangga. 

Nah, untuk mencapai kecepatan yang luar biasa tersebut, 5G punya dua cara:

Pertama, ia bisa menggunakan frekuensi yang sama dengan 4G atau Wi-fi, tetapi dengan skema coding yang lebih efisien dan saluran yang lebih besar sehingga kecepatannya meningkat 25-50 persen.

Kedua, ia bisa menggunakan frekuensi gelombang militer yang bisa mengirimkan data pada kecepatan yang lebih tinggi.

Masalahnya, cara kedua ini membutuhkan jarak yang lebih dekat sehingga transmitter yang dibutuhkannya pun menjadi jauh lebih banyak, terkadang satu sama lain cuma berjarak beberapa puluh meter.

Untuk meningkatkan bandwith dan supaya ada lebih banyak piranti yang terhubung, sel 5G juga menggunakan teknologi yang disebut multiple input, multiple output (MIMO), di mana ratusan antena bekerja secara paralel untuk meningkatkan kecepatan dan menurunkan latency (jeda waktu untuk mengirimkan paket data), dari 30 milidetik pada 4G menjadi satu milidetik saja pada 5G.

Kemudian untuk meningkatkan kapasitas data, 5G juga menggunakan teknologi full duplex yang membuat transmitter dan piranti mengirimkan dan menerima data pada frekuensi yang sama tanpa menganggu satu sama lain.

Risiko keamanan 5G

Kekuatan untuk dapat menghubungkan segalanya ini juga menjadi risiko keamanan dari 5G.

Seperti teknologi baru pada umumnya, para peneliti Eropa telah menemukan titik-titik lemah pada cara jaringan 5G menukar kunci kriptografi.

Kelemahan ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencuri dan mensabotase data dari alat-alat yang terhubung oleh 5G.

5G yang memang dirancang untuk bisa terhubung dengan jaringan 3G, 4G dan Wi-fi yang sudah ada juga membuat jaringan ini rentan mengalami masalah keamanan yang sama dengan jaringan-jaringan yang lebih tua.

Selain itu, 5G juga akan disandingkan dengan piranti lunak kontrol yang akan memastikan konektivitasnya, dan menciptakan jaringan virtual serta fitur baru.

Piranti lunak ini bisa menjadi jalan masuk untuk pencurian dan manipulasi data.

Meski demikian, bukan berati 5G tidak punya harapan untuk menjadi jaringan yang dapat diandalkan di masa depan.

Dua studi yang berjudul “5G Security: Analysis of Threats and Solutions dan Security” for “5G Mobile Wireless Networks”, misalnya, telah menganalisis risiko 5G dan mengusulkan solusinya.

Menurut para pakar, penggunaan kriptografi yang lebih cermat dapat memastikan keamananan data yang mengalir melalui jaringan virtual 5G dan berbagai sistem yang terhubung di dalamnya.

“Jika Anda melakukannya dengan benar, Anda justru akan mendapatkan jaringan yang lebih tangguh,” ujar Muriel Médard, seorang profesor yang memimpin Network Coding and Reliable Communications Group di Institut Teknologi Massachusetts (MIT). (*)

Diduga Warga Palopo Tewas Dirampok, Polisi Olah TKP

Bandara Sultan hasanuddin kelak mirip Kupu-kupu

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Harga Huawei P30 Pro Dikabarkan Turun Drastis hingga 90 Persen, http://jateng.tribunnews.com/2019/05/28/harga-huawei-p30-pro-dikabarkan-turun-drastis-hingga-90-persen?page=all.
Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: Catur waskito Edy

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved