Sudjiwo Tedjo Kritik Polisi dalam Menangani Aksi 22 Mei 'Ada Perbedaan Waktu Kasus Bom Surabaya'
Sudjiwo Tedjo Kritik Polisi dalam Menangani Aksi 22 Mei 'Ada Perbedaan Waktu Kasus Bom Surabaya'
"Menjadi keliru dan salah ketika kita tidak memberikan informasi dan itu terjadi."
Sudjiwo menuturkan kembali apabila peringatan dibarengi dengan keyakinan bahwa polisi akan memberikan rasa aman itu lebih baik.
"Mengapa tidak begini 'kemungkinan akan ada terorisme, tapi tenang kami akan menjaga, karena unjuk rasa dijamin untuk undang-undang," ungkap Sudjiwo.
Asep kemudian mengatakan singkat bahwa telah ada narasi peringatan dan keyakinan polisi akan berusaha membuat situasi kondusif.
Lihat videonya di menit ke 1.08:
Kritik Kelompok yang Menang
Ketegangan yang sempat mewarnai aksi 22 Mei itu nyatanya perlu dilerai oleh adanya negosiator.
Namun rupanya menurut Sudjiwo Tedjo, ada hal lain yang lebih penting dari sekadar kehadiran negosiator.
Satu hal yang bisa meredam ketegangan aksi 22 Mei itu adalah sebuah sikap yang harus diambil oleh kubu pemenang di Pilpres 2019.
Ya, Sudjiwo Tedjo tampak menanggapi kericuhan aksi 22 Mei yang berlangsung kemarin.
Aksi damai di Gedung Bawaslu, Jalan M H Thamrin, Jakarta berujung ricuh pada Rabu (22/5/2019) dini hari
Upaya persuasif yang sejak awal dilakukan pihak kepolisian rupanya tak direspon cukup baik oleh demonstran
Melansir Kompas.com, Kericuhan bermula saat massa mencoba merusak pagar besi di depan Kantor Bawaslu pukul 22.15.
Mereka berteriak-teriak ke arah polisi yang telah menarik diri ke dalam Gedung Bawaslu.
Melihat situasi yang memanas, polisi berupaya membubarkan kerumunan massa.
Baca: Ternyata Prabowo Diam-diam Temui Jusuf Kalla, Sahabat Kecil Prabowo Ungkap Isi Pembicaraan Keduanya