Apa Hukumnya Membaca Doa Ifititah dalam Shalat Tarawih? ini Penjelasan Pak Ustaz
Apa Hukumnya Membaca Doa Ifititah dalam Shalat Tarawih? ini Penjelasan Pak Ustaz
Apa Hukumnya Membaca Doa Ifititah dalam Shalat Tarawih? ini Penjelasan Pak Ustaz
TRIBUN-TIMUR.COM - Doa ifititah yakni bacaan yang dilafalkan setelah takbiratul ikhram sebelum membaca Al-Fatihah.
Dalam salat wajib, kita disunahkan untuk membaca doa iftitah.
Lantas untuk salat tarawih, apakah diwajibkan untuk membaca doa iftitah?
Bagaimana aturan membaca doa iftitah saat menjalankan salat tarawih?
Baca juga: LENGKAP Bacaan Bilal Tarawih dan Jawaban Makmun Plus dengan Lafaz Niat Salat Tarawih dan Witir
Baca: Diungkap Ustadz Adi Hidayat, ini Amalan yang Paling Disukai Allah SWT di Waktu Sahur
Jawaban:
Tribunners yang dirahmati Allah, terkait bacaan doa iftitah dalam salat (termasuk salat tarawih) hukumnya adalah sunah.
Sehingga kalau ada orang yang salat kemudian setelah takbiratul ihram tidak membaca doa iftitah maka tidak membatalkan salat tersebut.
Karena yang membatalkan salat adalah ketika orang salat kemudian meninggalkan rukun salat.
• Tanya Pak Ustaz: Apakah Mencium atau Memeluk Istri Bisa Membatalkan Puasa di Bulan Ramadan?
Rukun salat di antaranya adalah:
- Niat
- Berdiri bagi yang mampu
- Takbiratul ihram
- Membaca surat al fatihah
- Rukuk dengan thuma’ninah
- Iktidal dengan thuma'ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Duduk tasyahud akhir
- Membaca shalawat pada nabi SAW saat tasyahud akhir
- Salam pertama
- Niat keluar dari salat dan tertib.
Baca juga: 5 Resep Cemilan Rekomendasi untuk Buka Puasa, Siomay Ayam, Lumpia Sayur Tanpa Goreng, Mudah
Baca: Bandingkan! Jawaban Quraish Shihab & Ustadz Abdul Somad Soal Mana Lebih Dulu Adam atau Manusia Purba
Maka salatlah dengan menjalankan rukun salat dengan benar dan sempurnakan salat dengan menjalankan kesunahan salat secara maksimal.
Begitu juga yang berlaku untuk salat tarawih.
Hukum membaca doa iftitah saat salat tarawih hukumnya sunah.
Boleh dibaca dan boleh tidak.

Khasan Ubaidillah S.Pd.I., M.Pd.I
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri IAIN Surakarta
Kirim pertanyaan Anda seputar puasa Ramadan dan Idul Fitri ke nomor WhatsApp 081 327 13 7 232.
Identitas pengirim, nama dan nomor WhatsApp tidak kami publikasikan.
Shalat Tarawih 11 atau 23 Rakaat? ini Penjelasan UAS
Sholat Tarawih dilaksanakan setelah Sholat Isya yang dilanjutkan dengan witir.
Pada beberapa masjid, jumlah rakaat Sholat Tarawih berbeda-beda. Ada yang melaksanakan 11 rakaat dengan witir.
Sementara di masjid lain, melaksanakan 23 rakaat.
Baca: Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih / Witir untuk Imam & Makmum, Baik Sendirian Maupun Berjamaah
Baca: Diduga Hina Nabi Muhammad, Ustaz Abdul Somad & Ustaz Adi Hidayat, Andre Taulany ke MUI Minta Maaf
Ustadz Abdul Somad mengatakan, berdasarkan Hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, Nabi SAW tidak pernah menambah di bulan Ramadan ataupun di luar Ramadan, jumlah rakaat Sholat Tarawih tak lebih dari sebelas rakaat (termasuk Sholat Witir).
"Jelas di situ disebutkan 11 rakaat. Tak lebih tak kurang. Lalu yang 23 rakaat itu datangnya dari mana?," kata Ustadz Abdul Somad.
UAS menjelaskan, itu riwayat disebutkan oleh jumhur ulama, dari kalangan Ahli Fiqh, Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Daud Zohiri, mayoritas ulama.
"Sesungguhnya kaum muslimin Sholat pada masa Umar Ibnu Khattab RA, dan Utsman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Thalib, mereka Sholat 20 rakaat," kata Ustadz Abdul Somad mengutip satu keterangan.
Baca: Doa Sahur Puasa Ramadan dan Lafaz Bacaan Niat Puasa: Keutamaan Luar Biasa Makan Sahur
Baca: Doa Menyambut Ramadan & Doa Rasulullah SAW Saat Melihat Hilal: Ini Persiapan Jelang Bulan Ramadhan
Hal itu disepakati jumhur ulama. Nama imamnya Ubay Bin Ka'ab.
UAS mengatakan, saat itu Umar Bin Khattab melihat orang Sholat di posisi berbeda-beda.
Lalu Umar mengatakan, alangkah indahnya kalau disatukan menjadi satu.
"Imamnya diangkat Ubay Bin Ka'ab," kata UAS.
Ketika Umar Bin Khattab RA melihat kaum muslimin di Madinah Sholatnya beramai-ramai 20 rakaat, Umar mengatakan, sebaik-baik bid'ah inilah dia.
Imam Tirmidzi mengatakan, mayoritas ulama seperti diriwayatkan dari Umar Bin Khattab, Ali Bin Abi Thalib dan sahabat yang selain mereka berdua, 20 rakaat.
"Itu juga pendapat Imam ats Tsauri, dan Imam Ibnul Mubarak, dan Imam Syafii mengatakan 20 rakaat," kata UAS.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, yang berbeda adalah Imam Malik Bin Anas.
"Menurut Imam Malik Bin Anas, Sholat Tarawih itu 36 rakaat, tambah Witir jadi 39," kata UAS.
Dari 23, menjadi 39. Kenapa bisa terjadi pembengkakan seperti itu?
Ustadz Abdul Somad mengutip pendapat al Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani.
Ibnu Hajar mengatakan, orang Madinah Sholat 36 rakaat untuk mengimbangi orang Makkah.
"Jadi orang Makkah itu setelah empat rakaat, mereka Tawaf. Orang Makkah Tawaf orang Madinah tak bisa Tawaf karena tak ada Ka'bah. Maka di sela-sela itu mereka tambah lagi," kata UAS.
Jadi, kata UAS, tak usah bingung soal masalah jumlah rakaat ini.