Akar Masalah Huawei dengan Amerika, Soal 5G! Gadget Huawei Terancam Tak Bisa Gunakan Layanan Google
Akar Masalah Huawei dengan Amerika, Soal 5G! Gadget Huawei Terancam Tak Bisa Gunakan Layanan Google
Nah, untuk mencapai kecepatan yang luar biasa tersebut, 5G punya dua cara:
Pertama, ia bisa menggunakan frekuensi yang sama dengan 4G atau Wi-fi, tetapi dengan skema coding yang lebih efisien dan saluran yang lebih besar sehingga kecepatannya meningkat 25-50 persen.
Kedua, ia bisa menggunakan frekuensi gelombang militer yang bisa mengirimkan data pada kecepatan yang lebih tinggi.
Masalahnya, cara kedua ini membutuhkan jarak yang lebih dekat sehingga transmitter yang dibutuhkannya pun menjadi jauh lebih banyak, terkadang satu sama lain cuma berjarak beberapa puluh meter.
Untuk meningkatkan bandwith dan supaya ada lebih banyak piranti yang terhubung, sel 5G juga menggunakan teknologi yang disebut multiple input, multiple output (MIMO), di mana ratusan antena bekerja secara paralel untuk meningkatkan kecepatan dan menurunkan latency (jeda waktu untuk mengirimkan paket data), dari 30 milidetik pada 4G menjadi satu milidetik saja pada 5G.
Kemudian untuk meningkatkan kapasitas data, 5G juga menggunakan teknologi full duplex yang membuat transmitter dan piranti mengirimkan dan menerima data pada frekuensi yang sama tanpa menganggu satu sama lain.
Risiko keamanan 5G
Kekuatan untuk dapat menghubungkan segalanya ini juga menjadi risiko keamanan dari 5G.
Seperti teknologi baru pada umumnya, para peneliti Eropa telah menemukan titik-titik lemah pada cara jaringan 5G menukar kunci kriptografi.
Kelemahan ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencuri dan mensabotase data dari alat-alat yang terhubung oleh 5G.
5G yang memang dirancang untuk bisa terhubung dengan jaringan 3G, 4G dan Wi-fi yang sudah ada juga membuat jaringan ini rentan mengalami masalah keamanan yang sama dengan jaringan-jaringan yang lebih tua.
Selain itu, 5G juga akan disandingkan dengan piranti lunak kontrol yang akan memastikan konektivitasnya, dan menciptakan jaringan virtual serta fitur baru.
Piranti lunak ini bisa menjadi jalan masuk untuk pencurian dan manipulasi data.
Meski demikian, bukan berati 5G tidak punya harapan untuk menjadi jaringan yang dapat diandalkan di masa depan.
Dua studi yang berjudul “5G Security: Analysis of Threats and Solutions dan Security” for “5G Mobile Wireless Networks”, misalnya, telah menganalisis risiko 5G dan mengusulkan solusinya.