Pasutri Asal Tuwung Barru Ini Tinggal di Rumah Gubuk Selama Puluhan Tahun, Begini Kisahnya
Keduanya tinggal di rumah gubuk berukuran 4×3 meter, berjarak sekitar 500 meter dari pasar Sentral Mattirowalie, kota Barru.
Penulis: Akbar | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNBARRU. COM.BARRU - Sungguh miris hidup yang dialami Dg Nassa (63) dan Dg Lebang (60).
Sepasang suami istri (pasutri) asal Kelurahan Tuwung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru itu tinggal di rumah tak layak huni.
Baca: Hingga Malam Keempat, Celengan Masjid Syekh Yusuf Gowa Capai 25 Juta
Baca: Calon Asisten Pelatih PSM Jebolan Akademi Valencia Pantau Latihan Wiljan Pluim Cs
Keduanya tinggal di rumah gubuk berukuran 4×3 meter, berjarak sekitar 500 meter dari pasar Sentral Mattirowalie, Kota Barru.
Untuk sampai ke rumah tinggalnya, jalan yang dilalui adalah persawahan.
Aliansi Jurnalis Barru (AJB) menyempatkan untuk menyambangi rumahnya.
Di lokasi itulah kondisi rumah tinggal Dg Nassa dan istrinya, Dg Lebang sangat memprihatinkan.
Dindingnya rapuh, begitupun dengan lantainya yang terbuat dari papan.
Tak hanya itu gubuk yang ditempati Dg Nassa milik lahan orang lain.
Dg Nassa dan Dg Lebang dijumpai AJB, keduanya hanya termenung menatap sejumlah jurnalis yang bertandang ke tempatnya.
Saat diajak berbincang mengenai kehidupannya, ia mengaku hanya bisa meratapi hidupnya yang serba kekurangan.
Akan tetapi meski hidupnya serba kurang, ia tak pantang menyerah.
Dg Nassa sebagai suami tetap menghidupi istri dengan bekerja sebagai tukang becak.
Pekerjaan untuk sesuap nasi itu dijalani Dg Nassa sejak puluhan tahun silam.
Namun belakangan atau lima tahun terakhir, Dg Nassa yang menjadi tulang punggung keluarga sudah jarang narik becak.
Bukan karena malas, namun kondisi fisiknya mulai sakit-sakitan, dan ia terserang stroke.
Sejak terserang stroke lima tahun lalu, Dg Nassa sudah tak produktif lagi.
Dg Nassa mengaku, kehidupannya serba kesulitan selama ini, apalagi kini sudah tak lagi bekerja.
Sehingga ia kadang hanya berharap bantuan tetangga.

Menurut pengakuan Dg Nassa, ia sebenarnya punya tiga orang anak.
Namun anak sulungnya yang bekerja sebagai tukang ojek, sudah meninggal setahun lalu.
Sementara dua anak lainnya memilih pergi dan tak kunjung pulang ke rumah.
Usman, salah seorang tetangganya menceritakan, keluarga tidak mampu ini kerap tak makan seharian.
kadang, ia hanya mendapat belas kasih dari para tetangga atau orang lain yang dermawan.
Sebab kondisinya sudah tak memungkinkan lagi bekerja untuk mencari nafkah.
AJB yang mengunjungi rumah Dg Nassa memberikan bantuan berupa makanan seperti beras, mie dan telur.
Juga ada bantuan uang tunai yang diserahkan langsung oleh Ketua AJB, Ahmadi Kalub kepada Dg Nassa.
"Ini bentuk kepedulian kami dari AJB kepada warga kurang mampu agar bebannya bisa berkurang. Mudah-mudahan setelah AJB, ada dermawan lain yang lebih peduli," kata Ahmadi Kalub kepada TribunBarru.com, Kamis (9/5/2019).
Laporan Wartawan TribunBarru.com, @akbar_hs
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
B