Waduh, Pemkab Luwu Utara Dinilai Tak Becus Urus Elpiji 3 Kg
Kelangkaan dibarengi harga tinggi sudah hal biasa di daerah yang dipimpin bupati perempuan pertama di Sulsel Indah Putri Indriani.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Persoalan elpiji 3 kilogram di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, sepertinya tak kunjung berakhir.
Kelangkaan dibarengi harga tinggi sudah hal biasa di daerah yang dipimpin bupati perempuan pertama di Sulsel Indah Putri Indriani.
Baca: Motif Ingin Kuasai Harta Suami Pertama, Suami Ketiga Habisi Nyawa Istri, Begini Cara Hilangkan Jejak
Baca: Akhirnya Cita-cita Najwa Shihab Kesampaian Sepanggung dengan Tokoh Kharismatik Ini
Bukan kali ini saja, harga gas bersubsidi di Luwu Utara mahal sejak dua tahun terakhir.
Di Masamba, harga elpiji 'melon' di tingkat pengecer rerata Rp 25 ribu.
Memasuki bulan Ramadan, harga melambung hingga menyentuh Rp 30 ribu per tabung.
Bahkan, dibeberapa wilayah terpencil harga lebih tinggi lagi.
Harga tersebut tentunya jauh dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah setempat.
"Setahu saya harga eceran tertinggi atau HET elpiji 3 kilogram di Luwu Utara hanya Rp 17 ribuan. Tapi kenapa di tingkat pengecer harganya sampai Rp 30 ribu bahkan lebih," ujar Titto di Masamba, Rabu (8/5/2019).
Tak hanya mahal, elpiji 3 kg di awal Ramadan turut langka.
"Sudah mahal langka lagi. Masa persoalan elpiji 3 kg saja pemerintah tidak becus mengurusnya," katanya.
Warga lain, Nuning, menganggap harga elpiji 3 kg yang mencapai Rp 30 ribu sangat memberatkan.

"Jangankan Rp 30 ribu, Rp 25 ribu saja berat sekali. Tapi itumi lagi mau mi di apa dari pada tidak memasakki kasian. Beli di luar pun lebih mahal," katanya.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: