Ulasan Dosen Hukum Unhas, Terkait Pria Asal Gowa Ditangkap Polda Sulsel Gegara Isu Rusuh 22 Mei
Sama dengan lembaga-lembaga survey itu, mereka menganalisa kemenangan dan kekalahan pasangan calon tertentu.
Penulis: Amiruddin | Editor: Hasrul
Saya di kampus dan di berbagai forum, terbiasa memprediksi segala kemungkinan melalui berbagai analisa, dan analisa seperti ini, biasa. Ini bahan diskursus.
Di video itu, dia katakan “ini hanya analisa”. Orang yang menganalisa, berarti tahu apa yang ia analisa.
Seharusnya bukan ditangkap, tetapi diajak berdiskusi. Jika anda kuat berdebat, buka forum, undang orangnya, lalu undang publik, biarkan publik menguji argumennya dan dia mempertahankan argumennya.
Sama dengan lembaga-lembaga survey itu, mereka menganalisa kemenangan dan kekalahan pasangan calon tertentu.
Kalau cara pandang aparat seperti ini, maka mereka itu provokator juga, karena menimbulkan desas-desus dan huru-hara, bahkan membelah masyarakat dalam dua kutub yang diametral.
Kenapa tidak menunggu saja keputusan KPU yang resmi. Kenapa mereka mesti bikin gaduh. Atau pernyataan kubu Jokowi dan kubu Prabowo yang masing-masing mengklaim kemenangan mereka, mestinya ditangkap semua itu.
Menurut saya, berdasarkan keyakinannya masing-masing, mereka itu menganalisa dan memprediksi kemenangan, karena itulah ruang demokrasi.
Kalau analisa dilarang, ini bukan Negara demokrasi, tapi otoriter. Saya ingatkan, Negara harus membela argumen, bukan memenjarakan argumen, apalagi hanya karena kita sentiment.
Laporan Wartawan Tribun Timur, @amir_eksepsi
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: