Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemilu 2019

Dialog Refleksi Pemilu 2019, Petugas KPPS Sakit Gegera Tekanan Caleg

Firdaus Muhammad menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggara Pemilu karena partisipasi masyarakat kian meningkat.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasrul
Hasim Arfah/Tribun Timur
Gusdurian Makassar dan LAPAR Sulsel refleksi demokrasi pasca Pemilu 2019 di kantor LAPAR Sulsel, Jl Toddopuli 7 setapak 2 no 8, Senin (29/4/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Gusdurian Makassar dan LAPAR Sulsel refleksi demokrasi pasca Pemilu 2019 di kantor LAPAR Sulsel, Jl Toddopuli 7 setapak 2 no 8, Senin (29/4/2019).

Diskusi yang mengangkat tema "Demokrasi pasca pemilu: perspektif masyarakat sipil" ini di hadiri puluhan mahasiswa dan penggiat demokrasi Kota Makassar.

Kegiatan tersebut moderatori oleh staf LAPAR Sulsel, Sabhadin dan menghadirkan beberapa narasumber di antaranya: Syahrir Karim (akademisi ilmu Politik Uin Alaudddin Makassar), Firdaus Muhammad (Pengamat politik Sulsel) dan Abdul Karim (Penggiat Demokrasi).

Syahrir Karim mengungkapkan, banyaknya korban petugas KPPS meninggal dunia bukan hanya diakibatkan karna kelelahan tetapi ada presure dari caleg yang sudah mengkapling TPS.

"Saya di kampus berdiskusi dengan beberapa teman yang mengungkapkan bahwa banyak TPS yang sudah di kapling sama Caleg," kata Syahrir Karim.

KPPS yang menjadi korban bukan karna menginput data tetapi masalahnya adalah adanya presure dari Caleg yang mengakibatkan mereka stres apalagi KPPS ini masih labil dan belum terlatih dalam hal menghadapi presure tersebut"

Lebih lanjut, Syahrir menyampaikan bahwa kejadian seperti ini karna partai politik sebagai instrumen demokrasi tidak menjalankan fungsinya dengan baik karena itu.

Masyarakat sipil harus diperkuat dan harus menjadi oposisi dari pemerintah sebagai upaya memperkuat demokrasi.

"Adanya kejadian seperti itu karna Partai politik sebagai instrumen demokrasi tidak menjalangkan fungsinya dengan baik, tidak hanya money politik tetapi juga pengkaplingan TPS," katanya.

Untuk itu, kekuatan sipil harus memperkuat kontroling atas pemerintah dan menjadi oposisi untuk memperkuat demokrasi.

Firdaus Muhammad menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggara Pemilu karena partisipasi masyarakat kian meningkat.

"Saya kira salah satu poin penting yang saya catat adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu. Meskipun Pemilu kali ini banyak memakan korban petugas KPPS. Tetapi kita berharap semoga Pemilu ke depan regulasi semakin di perbaiki dan tidak memakan korban lagi," katanya.

Sementara itu, Abdul Karim menyampaikan, tingginya partisipasi masyarakat dalam Pemilu menimbulkan pertanyaan bahwa apakah Partisipasi itu karena kesadaran masyarakat meningkat atau karna mereka memilih karena diberi uang.

"Partisipasi masyarakat yang meningkat di atas yang ditargetkan oleh KPU ini menimbulkan pertanyaan bagi kita, bahwa Apakah naiknya partisipasi ini karna meningkatnya kesadaran masyarakat atau uang? Saya berpendapat, meningkatnya partisipasi ini karna di beri uang, bukan karna kesadaran masyarakat," katanya.

Selain itu Karim menerangkan bahwa, gejolak politik sekarang akan redam setelah penetapan presiden dan wakil presiden telah di tetapkan dengan Resmi oleh KPU karna di situ akan ada negosiasi kabinet.

"Ketika penetapan presiden terpilih sudah berjalan maka gejolak politik yang sekarang ini akan meredam dan pemerintahan akan berjalan normal. Kenapa? Karna akan ada negosiasi kabinet. Negosiasi kabinet ini akan menentukan siapa duduk dimana"

"Nah yang menarik juga, kalau kosong satu menang, akan menjadi perhatian global karna trump efek tidak terjadi di Indonesia dan menjadi pertanyaan masyarakat global mengenai kekuatan apa yang bisa mengalahkan trump efek di negara dunia ketiga.

Selama ini trump efek ini berhasil di beberapa negara dunia ketiga, tetapi di indonesia kayaknya tidak akan berhasil jika kosong satu menang"

"Bagi saya, kekuatan itu ada pada jamaah nahdahtul ulama yang menghalau mainan politik identitas" katanya.(*)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved