Ramadan
Ramadan 1440 H: Intip Insapirasi Baju Lebaran ala Nagita Slavina & Maudy Ayunda, Simpel Tapi Elegan
Ramadan 1440 H: Intip Insapirasi Baju Lebaran ala Nagita Slavina & Maudy Ayunda, Simpel Tapi Elegan
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Waode Nurmin
"Orang mau belanja, tapi tidak jadi. Kebanyakan hanya mampir tanya harga lalu pergi. Mereka berpikir, biaya bagasi yang terlalu mahal. Mereka sudah dikenakan biaya tambahan, khusus barangnya saja. Makanya jarang mau beli oleh-oleh," jelas Rahmawati.
Jika biasanya omzet Rahmawati mencapai Rp 1,5 juta, sekarang hanya Rp 500 ribu.
"Kadang juga tidak cukup Rp 500 ribu omzetnya," ujar Rahmawati.
Dia berharap, kebijakan kenaikan harga tiket dipertimbangkan oleh pemerintah. Pasalnya, jika harga tetap naik, maka pedagang terancam gulung tikar.
Alasannya, sejumlah pedagang di Bandara juga membayar sewa tempat. Jika penjualan tidak stabil, maka sangat berdampak pada pedagang.
"Kami harap, ada kebijakan atau pertimbangan pengurangan harga tiket, khususnya bagasi. Kami juga harus bayar tempat," katanya.
Selain sewa tempat, Rahmawati juga harus membayar tagihan listrik dan gaji karyawan.
Kenaikan harga tiket pesawat domestik dan penerapan bagasi berbayar, oleh hampir semua maskapai di Indonesia, menyebabkan jumlah penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin, sepi.
Pasca-kenaikan harga tiket pesawat dua bulan terakhir, jumlah pengguna jasa maskapai berkurang hingga 17 persen, dibanding sebelumnya.
Hanya saja, General Manajer Angkasa Pura I, Wahyudi tidak mengetahui selisih angka jumlah penumpang, sebelum dan kenaikan harga tiket pesawat, Jumat (8/2/2019).
"Berdampak (kenaikan harga tiket). Terjadi penurunan jumlah penumpang sekitar 17 persen. Kalau selisih (sebelum dan sesudah), angkanya saya belum cek," kata Wahyudi.
Hasil penelusuran TribunMaros.com, rata-rata jumlah penumpang setiap bulan, sebelum terjadi kenaikan tiket pesawat, mencapai 1,1 juta per bulan.
Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga, menuturkan, hunian hotel sejak Januari 2018 turun dratis.
"Rarata occupancy Januari 2019 hanya 37 persen, sementara Januari 2018 masih bisa tembus 48 persen. Penyebabnya, yang bisa kami lihat akibat harga tiket yang melambung tinggi," jelas GM Claro Hotel itu, awal Februari 2018 lalu.(*)