Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

LSKP Temukan Banyak Intimidasi Terhadap Pemilih di TPS

Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) merilis temuan hasil pemantauan pemungutan hingga perhitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) serentak

Penulis: Hasan Basri | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN TIMUR/ARI MARYADI
Suasana pelaksanaan pencoblosan di salah satu TPS Kabupaten Gowa, Rabu (17/4/2019) lalu. (Foto Ari Maryadi Tribun Gowa) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) merilis temuan hasil pemantauan pemungutan  hingga perhitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) serentak di Sulawesi Selatan.

Relawan LSKP melakukan pemantauan di 221 TPS di 23 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca: Harap Kedamaian, Masika ICMI Sulsel Minta Aparat Usut Kecurangan Pilpres 2019

Baca: REAL COUNT Pilpres 2019, 100 Suara Prabowo-Sandi Hilang di Gowa, Ini Jawaban Ketua KPU Gowa

Dari hasil pemantauan ada ditemukan ada gangguan dan intimidasi terhadap pemilih di 10 TPS.

"Bentuk bentuk gangguan/intimidasi berupa, kode baik verbal maupun non verbal yang mengarahkan untuk memilih paslon tertentu ada juga teriakan nomor  urut tertentu. Itu ditemukan sekitar 10 (4,5%) TPS. Gangguan/intimdasi seharusnya tidak terjadi," kata Koordinator Relawan Pemantau LSKP, Andi Rahmat Hidayat, Senin  (22/04/2019) sore.

Tetapi kata Rachmat secara umum dari 221 TPS yang dipantau, 93,5% relatif aman dan tidak mengalami gangguan/intimidasi dan secara umum dapat dikatakan pelaksanaan Pemilu di Sulsel berhasil,

LSKP juga merilis soal ketersediaan logistik Pemilu. Ada 22 (10%) TPS yang tidak lengkap surat suaranya atau tidak cukup (tidak sesuai dengan jumlah pemilih yang terdaftar di DPT).

Salah satunya ditemukan di TPS 10 Desa Bone, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

"TPS  tersebut  ditemukan surat  suara Caleg DPRD Kabupaten tidak cukup sementara surat suara DPRD provinsinya berlebihan," sebutnya.

Temuan lain adalah jumlah bilik suara yang tidak cukup juga dialami di beberapa  TPS, seperti di KelurahanTamalanrea.

Ketidaklengkapan beberapa logistik berdampak pada terlambatnya proses pemungutan suara di daerah tersebut.

Ditempat lain, LSKP menemukan poster daftar calon legislatif dan capres/cawapres juga tidak ditempel di lokasi TPS,sehingga menyulitkan pemilih untuk melihat siapa  caleg yang akan dipilih.

Dari pantauan LSKP,  ada  38 (17,2%) TPS yag tidak menempel pengumuman calon legislatif dan profil capres dan cawapres.

Salah satunya  ditemukan TPS 34 LP kelas A Makassar.

Ditemukan juga  tidak ada pemasangan  DPT di area TPS .

Totalnya sekitar  40 TPS dari 221 TPS atau hanya 34,4% yang menempel, sisanya 63,6% yang tidak menempel.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved