Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Jelaskan Quick Count, Ini Profil Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi

Ia menjadi dosen di Prodi Ilmu Politik, FISIP UIN Syarif Hidayatullah dan Pascasarjana Universitas Paramadina, Jakarta.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
instagram.com
Burhanuddin Muhtadi 

 
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Burhanuddin Muhtadi merupakan Direktur Eksekutif lembaga survei Indikator.

Burhanuddin Muhtadi memberikan penjelasan terkait adanya pihak yang menyebut bahwa hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) aneh.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Burhanuddin Muhtadi di akun Twitter @BurhanMuhtadi, Minggu (21/4/2019).

Awalnya, mantan ketua DPR RI Marzuki Alie melalui akun Twitter @marzukialie_MA tampak memberikan tanggapan atas pemberitaan soal update hasil real count KPU pada Minggu pagi yang dimenangkan pasangan calon Presiden 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dengan perolehan 54,32 persen.

Sementara, pasangan calon Presiden 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh sebesar 45,68 persen suara.

Marzuki lantas mempertanyakan hasil tersebut.

Marzuki menilai, jumlah dukungan di tiap wilayah provinsi memiliki ketimpangan.

Karenanya, hasil real count tersebut diyakini akan bergerak naik dan turun.

Namun, menurut Marzuki, ia merasa aneh pada hasil real count tersebut karena sejak awal suara untuk Jokowi terus stabil di angka 54 persen.

Marzuki lantas mempertanyakan apakah input data real count KPU ini sudah diatur.

"Satu pertanyaan saya yang menggelitik, dalam.konteks realcount, dengan timpangnya dukungan per wilayah provinsi, diyakini hasil real count akan bergerak naik turun.

Tp real count versi KPU agaknya aneh, sejak.awal angka stabil di 54% utk petahana.

Apakah input data diatur ?" tulis Marzuki.

Burhan lantas menanggapi kicauan tersebut.

Ia menjelaskan, alasan suara tersebut tetap stabil karena sesuai dengan 'the law of large numbers'.

Artinya, terang Burhan, semakin banyak data TPS masuk, maka akan semakin berat juga volatilitas suara yang terjadi.

Burhan bahkan memberikan contoh dan perandaian atas pernyataannya itu.

"Ini sesuai dg the law of large numbers.

Semakin banyak data TPS masuk, makin berat terjadi volatilitas suara.
Jika data yg masuk ke KPU itu 10%, maka ada 81 ribu TPS dari total 810 ribu.

Jika 81 ribu TPS itu tersebar proporsional dr seluruh wilayah, maka kita sdh tahu hasilnya (emoticon tersenyum)," tulis Burhan.

Diberitakan TribunWow.com, hasil real count Pemilu 2019 terus diupdate oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui situs resminya, pemilu2019.kpu.go.id.

Hingga Minggu (21/4/2019) pukul 14.30 WIB, suara untuk real count pilpres 2019 yang masuk adalah sebesar 10,29200 persen.

Perolehan itu berdasarkan real count sebanyak 83.710 TPS dari total 813.350 TPS.

Berdasarkan hasil real count ini, pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Mar'ruf unggul sementara atas paslon 02 Prabowo-Sandi.

Jokowi-Ma'ruf mendapatkan perolehan sebesar 54,13 persen.

Jumlah itu didapat berdasarkan perolehan suara 8.623.734.

Sementara Prabowo-Sandi mendapatkan 45,87 persen dari perolehan suara 7.306.995.

Penulis dan Dosen

Dikutip dari wikipedia.org Burhanuddin Muhtadi adalah seorang penulis, dosen, dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia sejak 2013.

Ia menjadi dosen di Prodi Ilmu Politik, FISIP UIN Syarif Hidayatullah dan Pascasarjana Universitas Paramadina, Jakarta.

Dia mengajar mata kuliah “Partai Politik” dan “Pemilu dan Perilaku Politik”.

Selain sebagai akademisi, dia juga dikenal sebagai peneliti sekaligus Direktur Komunikasi Publik Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Tahun 2008, ia meraih gelar MA dari Faculty of Asian Studies, Australian National University (ANU) dengan spesialisasi politik di Indonesia.

Gelar sarjana strata satu diraih dari Fakultas Ushuluddin, IAIN (sekarang UIN), Jakarta.

Selain sebagai pengajar dan peneliti, ia juga dikenal publik sebagai pengamat politik yang kerap muncul di berbagai media.

Dia sering dimintai sebagai narasumber berbagai media cetak dan televisi untuk berbicara masalah-masalah sosial-politik.

Dia pernah meraih “Anugerah Media dan Komunikator Terbaik Pilpres 2009” kategori pengamat dari Strategy Public Relations.

Pada tahun 2010, dia juga meraih “Charta Awards” kategori pengamat dari Charta Politika.

Ratusan tulisannya muncul di berbagai koran dan majalah di antaranya Kompas.

Beberapa artikel seriusnya dimuat di berbagai jurnal internasional seperti “The Quest for Hizbut Tahrir in Indonesia” di Asian Journal of Social Science 37 (2009), “The Conspiracy of Jews: The Quest for Anti-Semitism in Media Dakwah”, di Graduate Journal of Asia-Pacific Studies 5:2 (2007), “Yudhoyono and Kalla: Two Distinctive Styles of Policy-Making in the Case of Fuel Subsidy Reduction in Indonesia”, di The Asian Journal of Social Policy 3:2 (2007).

Dia juga menulis dan mengedit buku-buku Civil Society dan Demokrasi: Survei tentang Partisipasi Sosial-Politik (Jakarta: INCIS, 2003), Mencari Akar Kultural Civil Society di Indonesia (Jakarta: INCIS, 2004), Quo Vadis Pemilu 2004? (Jakarta: Logos, 2004) dan Defisit Pelayanan Publik: Survei Opini Publik (Jakarta: INCIS, 2005).

Beberapa tulisannya dimuat juga dalam buku co-authorship seperti “The 1998 Student Uprising in Indonesia: A Social Movement Theory Approach”, dalam buku Enlightenment from Within (Canberra: Minaret, 2007) dan “Ke Cak Nur, Saya Mengaji”, dalam buku Cak Nur di Mata Kaum Muda (Jakarta: Paramadina, 2008).

Karier

Burhanuddin Muhtadi sudah akrab dengan dunia tulis-menulis sejak masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia melanjutkan studinya di MTs Muallimin/at NU Rembang.

Kemampuan menulisnya yang terus-menerus dia asah, mampu mengantarkannya mendapat berbagai penghargaan dari berbagai Lomba Karya Tulis Ilmiah yang dia ikuti.

Ia berhasil menjadi juara di berbagai perlombaan, baik di tingkat kotamadya Solo maupun tingkat provinsi Jawa Tengah.

Setelah menamatkan pendidikannya di bangku SMA, Burhanuddin Muhtadi memutuskan untuk berangkat ke Jakarta pada tahun 1996 untuk melanjutkan studinya.

Ia memilih IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta yang kini berubah nama menjadi UIN.

Saat menekuni dunia perkuliahan, ia tertarik untuk membuat sebuah artikel pada salah satu media massa. Judul pertama yang ia tulis adalah "Keterbukaan Pasca Insiden 27 Juli".

Pembuatan artikel pertamanya tak sia-sia. Artikel tersebut dimuat di media massa Harian Terbit.

Hal itu membuat Burhanuddin bangga sekaligus bahagia.

Ia bertekad untuk terus mengasah kemampuan menulisnya dan membuat artikel untuk dikirimkan di berbagai media massa.

Pada tahun 1996-2004, ratusan artikel yang dibuat oleh Burhanuddin Muhtadi termuat dalam berbagai media massa, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Artikel yang dibuatnya tersebut terdiri dari dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Beragam artikel yang ia tulis di antaranya berjudul Pasifisme Demokrasi, Mengukur Viabilitas Politik Aliran, Menyoal Hegemoni Bahasa Agama, Pembebasan Kaum Tertindas, Dilema Kampanye Dialogis, Reward dan Punishment dalam Pemilu, Dunia yang Terbelah, Formasi Inteligensia Muslim Indonesia, dan Lahirnya Partai Miniatur Indonesia.

Burhanuddin Muhtadi pernah mengambil gelar Master Kedua di ANU (Australian National University), Canberra, Australia, dengan mengambil konsentrasi di bidang Political Science (Research) setelah sebelumnya ia berhasil mengambil gelar Master Pertamanya di universitas yang sama.

Untuk gelar Master yang pertama, ia mengambil di Fakultas Asian Studies atau lebih dikenal dengan MAPS.

Setelah kembali ke Tanah Air, Burhanuddin mencoba peruntungan sebagai konsultan politik dan bergabung dengan sebuah lembaga yang didirikan Bima Arya bernama Charta Politika.

Dia juga mengajar di Pascasarjana Universitas Paramadina.

Namun, setelah tiga bulan, Burhanuddin mengundurkan diri dari Charta Politika karena merasa tidak cocok menjadi konsultan politik.

Burhanuddin kemudian diajak Saiful Mujani bergabung dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) sebagai Lihat Daftar Direktur Direktur Bidang Public Affair.

Selain menulis berbagai artikel, Burhanuddin Muhtadi juga menulis buku yang berjudul "Dilema PKS Suara dan Syariah".

Buku tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya adalah Andi Akmal Pasluddin yang menjabat sebagai Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Andi Akmal mengeluarkan apresiasinya dalam acara bedah buku "Dilema PKS Suara dan Syariah" yang diadakan di CRC (Celebes Research Centre), Makassar pada tanggal 17 April 2012.

Data Diri

Nama lengkap: Burhanuddin Muhtadi
Tempat, tanggal lahir: Rembang, 15 Desember 1977

Kebangsaan: Indonesia

Instagram: @burhanuddinmuhtadi

Istri: Rahmawati

Pendidikan

SDN Kutoarjo I, Rembang (1990)
MTs Muallimin/at NU Rembang
MAN-PK (Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus), Surakarta (1996)
Bachelor of Islamic Theology and Philosophy, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2002)
Master pertama di ANU (Australian National University) Faculty of Asian Studies (MAPS)
Master kedua di ANU, konsentrasi bidang Ilmu Politik (research)

Organisasi & Pekerjaan:

Aliansi Lembaga-lembaga Formal Kemahasiswaan Se-Indonesia (2000-2002)
Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2000-2001)
Ketua Departemen Penelitian dan Pembangunan Intelektual BEM UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1999-2000)
FORMACI (Forum Mahasiswa Ciputat) pada tahun 1998-1999
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (1996-2002)
Majelis Pengembangan Tilawatil Qur'an, Surakarta (1994-1995)
Peneliti Senior LSI (Lembaga Survei Indonesia).
Peneliti di CENSIS (Center fot the Study of Islam and Society).
Dosen di UIN Syarif Hidayatullah.
Editor-in-Chief for Bulletin of “Islam and Good Governance,” Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta (2003 - 2004).
Anggota National Consortium of People’s Voter Education Network (JPPR) pada tahun 2004-2005.
Editor di Jaringan Islam Liberal, Jakarta (sejak tahun 2001).
Program Manager for Voter Education and Public Service Announcement UNDP and JIL(2004).
Program Manager for Voter Education at The Asia Foundation and JIL (2004).
Koordinator Penelitian, Moslem Perception on US Foreign Political Affair conducted by US Embassy, PPIM, JIL, LSI and Freedom Institute (2004).
Program Manager for Voters Education in General Election 2004 conducted by Japan International Cooperation Agency (JICA and JIL (2004).
Koordinator daerah and Peneliti di Indonesian Survey Institute (Lembaga Survei Indonesia/LSI) Jakarta (2003- 2006).
Peneliti di Indonesian Institute of Civil Society or INCIS Jakarta (2003 -2006)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Marzuki Alie Lihat Keanehan Real Count KPU, Burhanuddin Muhtadi: Jika Proporsional Tahu Hasilnya,

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved