Sudah Mundur dan Kalah di Pilpres, Sandiaga Uno Bisa Jadi Wagub Jakarta Lagi, Tak Ada Aturannya
Sudah mundur, Sandiaga Uno bisa jadi Wakil Gubernur Jakarta lagi, baca aturannya. Sejak ditinggalkan Sandiaga Uno, kursi Wagub DKI Jakarta kini masih
"Ketika ingin menarik lagi harus ada argumentasi jelas kenapa ditarik. Publik pasti bertanya itu, karena haknya ada di partai pengusung," kata Akmal.
Sebelum melenggang sebagai calon wakil presiden, Sandiaga Uno melepas jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Dalam pidato pengunduran diri yang dibacakannya di rapat paripurna DPRD DKI Jakarta pada 27 Agustus 2018, Sandiaga Uno memilih mengundurkan diri kendati bisa cuti dan kembali jika kalah.
"Mempertimbangkan betapa besar tugas seorang wakil gubernur, betapa berat kerja di Jakarta, dan menghindari risiko politisasi jabatan, menjauhkan dari mudharat pejabat yang mengintervensi dan menyalahgunakan birokrasi, anggaran, dan fasilitas, maka saya memilih ikhlas berkorban untuk tidak mengambil cuti," kata Sandiaga Uno di hadapan para anggota dewan dan pejabat Pemprov DKI, di Gedung DPRD DKI Jakarta kala itu.
Sembilan Makna Hasil Pilpres
Inilah 9 makna kenapa Jokowi menang lagi dan Prabowo kalah lagi di Pilpres 2019, menang di daerah tertentu dan kalah di daerah tertentu.
Dikutip dari pernyataan akademisi dan sejumlah sumber, inilah 9 kunci kemenangan Jokowi - Maruf Amin dan kekalahan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, namun mereka juga menang telak di daerah tertentu dan kalah di daerah tertentu.
Walau Jokowi - Maruf Amin menang secara nasional, namun pasangan ini kalah dari pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Sulsel.
Kenapa pula politik identitas gagal menumbangkan Jokowi - Maruf Amin di kontestasi politik terbesar ini?
Baca 9 hal berikut.
1. Balikkan keadaan.
Pasangan Jokowi - Maruf Amin menang secara nasional karena bisa membalikkan keadaan di Sumatera Utara, Kepri, DKI Jakarta dan Banten.
Sebelumnya, pada Pilpres 2014, 4 provinsi ini dimenangi Prabowo Subianto.
2. Presiden "Jawa".
Jokowi sukses mengambil simpati pemilih di Jawa ( Jateng, Jatim, Yogyakarta) dan daerah mayoritas Jawa di pulau Sumatera ( Medan, Lampung, Kepri, Babel), Kalimantan ( Kalsel, Kalbar).