Server KPU Diretas atau Di-hack Komunis dan China? Konfirmasi KPU hingga Sebelumnya Dokter Ditangkap
Betulkah server KPU diretas atau di-hack komunis dan dari China? Komisioner KPU konfirmasi, sebelumnya dokter ditangkap.
Menurut dia, hasil pemilu akhir akan dilakukan berdasarkan rapat pleno berjenjang yang sedang berjalan hari ini mulai di kantor kecamatan.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, tidak ada satu pun pasal yang menyebutkan hasil pemilu ditentukan berdasarkan penghitungan elektronik.
"IT pemilu KPU bukan hasil yang menjadi dasar penetapan," kata dia.
Viryan Azis menambahkan, informasi seperti ini beredar beberapa kali di masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih berhati-hati terhadap setiap informasi yang diterimanya.
"Jadi hoaks yang mengatakan, itu hoaks yang sudah beberapa waktu ini terus di kembangkan sejumlah pihak dan itu tidak benar," tutur Viryan Azis.
Dokter Penyebar Hoaks Ditangkap
Sebelumnya, media sosial juga diramaikan dengan kabar bahwa server KPU di Singapura sudah men-setting kemenangan salah satu pasangan Capres dan Cawapres RI.
Pengelola akun Facebook bernama Rahmi Zainuddin Ilyas mengunggah informasi tersebut.
Ia mem-posting video yang berjudul "Wow server KPU ternyata sudah Disetting 01 menang 57% tapi Jebol Atas Kebesaran Allah Meskipun Sudah Dipasang 3 Lapis".
Dalam posting-annya tersebut disertakan caption, "Astaghfirullah, semua terbongkar atas kebesaran dan kekuasaan serta kehendak Allah semata".
Muncul juga informasi yang beredar demikian, "Breaking New! Pak Wahyu mantan staf Jokowi di Solo bongkar server KPU di Singapura udah setting kemenangan 01 57%!!!, Jebol salah satu dari 7 servernya. Sebarkan. Viralkan".
Pihak KPU pun angkat bicara dan mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
KPU melalui komisionernya pun melaporkan hoaks tersebut kepada Bareskrim Polri, pada Kamis (4/4/2019).
Pada Senin (8/4/2019), kasus tersebut mulai terungkap.
Berikut beberapa fakta terbaru kasus tersebut seperti dihimpun Kompas.com: