Hingga April 2019, Penderita Tuberculosis Capai 428 di Gowa
Penderita penyakit Tuberculosis (TB) mencapai 428 orang di Kabupaten Gowa selama Januari hingga Maret 2019.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Penderita penyakit Tuberculosis (TB) mencapai 428 orang di Kabupaten Gowa selama Januari hingga Maret 2019.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa menyebut angka penderita ini mengalami kenaikan 100 penderita dibandingkan periode triwulan tahun 2018 lalu. Tahun lalu penderita mencapai 328 orang.
Baca: Polisi Apresiasi Masyarakat Atas Kelancaran Pemilu di Gowa
Baca: Bupati Adnan Purichta Ichsan Klaim Partisipasi Pemilih Capai 80 Persen di Gowa
"Trennya meningkat. Setiap hari di Gowa kita menemukan penderita TB dengan deteksi alat TCM," kata Pengelola Program TB/HIV Dinkes Gowa, Hendra Dini, Jumat (19/4/2019).
Hendra Dini melanjutkan, Dinas Kesehatan Gowa yang memiliki alat pendeteksi sistem tes cepat molekuler (TCM) ini mampu mengidentifikasi penderita TB yang signifikan ini.
Menurutnya, penderita TB bisa diketahu dalam dua jam dengan alat pendeteksi metode tersebut.
Pendeteksian pun lebih akurat.
Selain itu, kata Hendra, Dinkes Gowa juga aktif untuk melakukan ketuk pintu pada masyarakat agar memeriksakan diri jika ditemukan gejala.
"Penderita ini yang terkena ini rata-rata berusia produktif, yaitu 15-45 tahun," sambung Hendra.
Hendra melanjutkan, Kecamatan Somba Opu, Pallangga dan Bajeng menjadi wilayah yang mendominasi penderita TB di Kabupaten Gowa.
Kecamatan ini dinilai memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.
Akan tetapi, kata Hendra, adapula penderita yang berasal dari wilayah dataran tinggi.
Yaitu daerah pedesaan yang berkondisi dingin.
Hendra mengungkapkan, terdapat dua jenis TB. Pertama TB reguler pengobatan masa 6 bulan yang masih agak ringan.
Kedua TB MDR atau tuberculosis resisten multi - obat yang pengobatannya masa 12 bulan hingga 2 tahun.
Penderita TB MDR tersebut berjumlah 12 orang yang sementara berobat saat ini.
Jumlahnya sudah mencapat 64 orang sejak selama lima tahun belakangan ini.
Menurut Hendra, 50 separuh diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
10 persen Drop Out karena efek samping dan kendala transport.
"Pendekatan TB MDR tengah kita intensifkan. Penderita ini sering kali terkendala biaya transportasi walaupun pengobatannya gratis," sambung Hendra.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Gowa dr Hasanuddin mengimbau, masyarakat diimbau untuk melapor ke rumah sakit atau Puskesmas apabila melihat ada keluarga atau tetangga yang mengalami gejala TB.
Gejala tersebut antara lain batuk tanpa dahak yang lebih dari dua minggu, berat badan menurun, keringat di malam hari, serta nafsu makan berkurang. Apabila segera melapor, sejala tersebut bisa segera ditangani secara intensif.
"Supaya ketika kita temukan, kita segera tangani dan beri pengobatan enam bulan," kata Hasanuddin.
Saat ini kata Hasanuddin, Dinkes Gowa telah memiliki beberapa program untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat dari serangan TB seperti sare bayao.
Adapula program ketuk pintu, dan daeng TB yang memberi penerangan tentang pentingnya sirkulasi udara dan pola hidup sehat.
Laporan Wartawan Tribun Gowa @bungari95
Baca: pemilu2019.kpu.go.id - Hasil Real Count Situng KPU Pilpres Prabowo-Sandi Hanya Unggul di 17 Provinsi
Baca: pemilu2019.kpu.go.idp-UPDATE Situng Real Count C1, Data dari 11.013 TPS, Berapa Suara Prabowo?
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: