Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Beri Tasbih ke Jokowi Sebelum ke GBK, Ini Profil Habib Luthfi, Keturunan Rasulullah
Selain menjadi pendakwah, Habib Luthfi juga menjadi ketua MUI Jawa Tengah.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
Selain menjadi pendakwah, Habib Luthfi juga menjadi ketua MUI Jawa Tengah.
Keturunan Rasulullah SAW
Dilahirkan dari seorang syarifah, yang memiliki nama dan nasab: sayidah al Karimah as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sayid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Bâ Alawi.
Syarifah merupakan keturunan yang memiliki nasab atau garis keturunan langsung kepada Rasulullah Saw. dari anaknya (Sayyidah Fathimah Az-Zahra) kemudian cucu-cucunya (Hasan dan Husain) hingga keturunan seterusnya.
Masa Pendidikan
Habib Luthfi Bin Yahya pernah mondok di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara yang pada saat itu di asuh oleh KH Abdullah Hadziq bin Hasbullah Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi diterima dari ayah al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib.
Selanjutnya ia belajar di Madrasah Salafiah. Guru-gurunya di Madrasah itu di antaranya:
- Al Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas
- Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya (pamannya sendiri)
- Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al ‘Athas Bâ ‘Alawi
- Sayid ‘Al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Muhammad Luthfi bin Yahya belajar di madrasah tersebut selama tiga tahun.
Selanjutnya pada tahun 1959 M, ia melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon.
Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal.
Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan di negara-negara lainnya.
Ia menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.
Dari guru-guru tersebut ia mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran.
Ia juga mendapat ijazah untuk membai’at.