Dukung #JusticeforAudrey, Atta Halilintar Ingat Punya 5 Adik Perempuan, Temui Korban di Pontianak
YouTubers Atta Halilintar juga turut memberikan dukungan terhadap korban perundungan di Pontianak.
TRIBUN-TIMUR.COM-YouTubers Atta Halilintar juga turut memberikan dukungan terhadap korban perundungan di Pontianak.
Diketahui siswi SMP berinisial AU menjadi korban perundungan atau bullying 12 Siswi SMA di Pontianak.
Dengan bengisnya, pelaku tak segan-segan 'melukai' alat kelamin sang korban hingga kini harus menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Lewat akun instagramnya, Atta Halilintar mengaku merinding mendengar berita nahas tersebut.
#JusticeForAudrey
#KelakuanOrangBodoh
Merinding Haru dari tadi baca berita tentang Adek Audrey...
Semoga Aku bisa ketemu sama Adik Audrey
"Bully menyakiti orang gak akan bikin terlihat keren"
-Atta Halilintar-
Bahkan sebagai bentuk dukungannya kepada korban bully, Atta Halilintar akan bertolak ke Pontianak menemui AU secara langsung .
Ia pun harus membatalkan sejumlah agendanya agar bisa ke Pontianak.
AU pun dikabarkan menangis mendengar akan dijumpai Atta Halilintar.
Kabar ini terlihat dari tangkapan layar pesan WhatsApp putra sulung Gen Halilintar tersebut.

"Jangan nangis ya. Sampai jumpa besok adik Audrey sayang,"tulis Atta
Selain alasan kemanusian, dukungan Atta Halilintar tersebut karena mengingat ia memiliki lima orang adik perempuan.
Ia pun tak bisa membayangkan jika kasus tersebut menimpa salah satu adikn perempuannya.
Atta mengungkapkan, sejak dulu saat adik perempuannya juga diperlakukan tidak baik di sekolah, dia akan menjadi sosok yang paling berontak.
"Jangan jadi pengecut untuk membela yang benar. Jangan kebiasaan bully sok jadi jagoan dianggap keren apalagi samapi merusak mental orang lain
Kejadian ini wajib jadi pelajaran bagi kita semua. dan jangan sampai terjadi lagi di negri Indonesia ku ini,"tulis Atta

Kronologi Kejadian
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Husni Ramli mengatakan, peristiwa pengeroyokan terjadi di dua tempat berbeda, yakni di Jalan Sulawesi, Kecamatan Pontianak Kota dan Taman Akcaya, Jalan Sutan Syahrir Pontianak, Kalimantan Barat, pada Jumat (29/3/2019) sekira pukul 14.30 WIB.
Saat itu, AD sepulang sekolah dijemput seorang temannya untuk pergi ke rumah saudara sepupunya.
Tak lama setelah sampai di rumah saudaranya, korban bersama temannya itu pergi keluar dengan menggunakan sepeda motor.
Namun ternyata, di tengah perjalanan korban dibuntuti pelaku dengan menggunakan dua sepeda motor. Saat di Jalan Sulawesi, korban dicegat pelaku.
"Oleh salah seorang pelaku, wajah korban disiram dengan air. Rambutnya ditarik dari belakang. Lalu dia terjatuh ke aspal," kata Husni, di Mapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/4/2019).
Setelah terbaring di jalan, pelaku lain menginjak perut korban dan membenturkan kepalanya ke aspal.
"Korban bersama temannya itu kemudian melarikan diri menuju Taman Akcaya, yang memang berada tak jauh dari situ," ujarnya.
Korban kemudian dikejar lagi. Setelah dapat, korban dipiting, kemudan salah satu pelaku menendang perutnya lagi.

Kejadian tersebut menarik perhatian warga sekitar. Dan membuat pelaku melarikan diri.
Husni mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, jumlah pelaku diindikasikan berjumlah tiga orang pelajar, bukan 12 seperti yang beredar luas di media sosial.
"Kami sudah memeriksa orangtua korban. Dan hari ini memeriksa dua saksi. Sementara terduga pelaku masih menunggu hasil keterangan yang diperoleh dari saksi," ucapnya.
Saat penganiayaan tersebut, kepala AD diduga dibenturkan ke aspal dan trauma bagian dada.
Tak hanya itu, bahkan salah seorang pelaku ini merusak organ intim korban agar tidak perawan lagi.
Kini ketiga pelaku utama menurut informasi sudah diamankan di kantor polisi.
Pelaku Asyik Bikin Snapgram
Namun ironisnya, dilansir dari twit baru @syarifahmelinda, ketiga pelaku itu terlihat biasa saja dan tidak menunjukkan rasa bersalah dari mukanya.
Bahkan mereka asyik membuat snapgram boomerang, sambil tersenyum.

Penganiayaan terhadap AU yang merupakan siswi SMPN 17 Pontianak ini terjadi Jumat (29/3/2019)
Dari informasi yang dihimpun Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kalimantan Barat, kejadian ini bermula dari saling komentar di media sosial.
Korban AU sejatinya bukanlah target utama dari 12 pelaku, tapi kakak sepupu korban.
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini," kata Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu kepada TribunPontianak.
Namun antara pelaku dan korban saling berbalas komentar di media sosial.
Hingga akhirnya pelaku merencanakan penjemputan dan penganiayaan terhadap korban.
"Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," lanjutnya.
“Semua pelaku adalah teman-teman kakak sepupunya, mereka menggunakan korban ini untuk memancing kakaknya keluar dari rumah dengan cara menjemput korban dari rumah neneknya di Jl. Cendrawasi sekitar jam 14.00,” ujar korban dikutip TribunnewsBogor.com dari BerkatnewsTV di RS Promedika.
Saat itu, korban dijemput pelaku sore hari oleh pelaku.
Pelaku yang merupakan oknum siswi pelajar SMA ini juga meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu, hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.
Pada saat penjemputan korban tidak menyadari, dirinya akan dianiaya.

"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.
Ada tiga aktor utama yang dilaporkan korban terkait penganiayaan tersebut.
"Ada tiga orang yang dilaporkan oleh korban," kata Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Dony, Selasa (9/4/2019).
Sementara sembilan orang lainnya, membantu pelaku dalam melancarkan aksinya.
Saat tiba di lokasi inilah korban dianiaya. Bahkan menurut informasi yang didapat, kepala korban dibenturkan ke aspal.
“Para pelaku membenturkan kepala korban dengan aspal, lalu menendang perut korban berkali-kali, serta dilakukan pencekikan dan penyiraman dengan air secara bergantian," tulis akun @syarifahmelinda
"Dan wajah korban ditendang dengan sendal gunung sehingga terjadi pendarahan dalam hidung korban serta di kepala ada benjolan dan kebanyakan luka dalam,” tambahnya.
Selain itu, pelaku diduga melukai bagian organ intim korban hingga menimbulkan bekas luka.
Setelah mengalami penganiayaan, korban takut melaporkan ke orangtuanya.
Bahkan masalah ini baru disampaikan ke orangtuanya selang 7 hari usai penganiayaa.
Korban dan orang tuanya melaporkan penganiayaan tersebut ke Polsek Pontianak Selatan, Jumat (5/4/2019)
Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, langsung dilakukan proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan.
Sebenarnya sempat dilakukan mediasi pada tanggal 5 April kemarin, namun tidak ada itikad baik dari para pelaku seperti meminta maaf.
Bahkan viral dan beredar pula foto-foto para pelaku yang cengengesan selama berada di kantor kepolisian.
Sementara itu, proses penyidikan terhadap ke-12 pelaku ini hingga saat ini masih berjalan.
Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan, pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Selatan.
"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
Lanjut disampaikannya dalam proses pengembangan kasus ini akan memanggil pihak orangtua korban.
"Kita akan panggil orangtua korban," ujarnya Inayatun.(*)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: