Luhut Pandjaitan Siapkan Pesawat Tanpa Awak ke Sulsel, Pilot Project Drone Pengirim Barang
hasil kesepakatan bersama, program tersebut akan ditalangi investor asal Amerika, Zipline
Luhut Pandjaitan sudah beberapa kali memimpin rapat persiapan Pilot Project Drone Pengirim Barang yang akan diterapkan di Sulsel. Uji coba pengiriman barang via drone di Jawa Barat pada awal Januari 2019 disebut penanda era baru di Asia Tenggara
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, akan segera mengoperasikan pesawat tanpa awak di Sulsel. Sulsel bahkan dijadikan pilot project drone pengiriman barang.
Untuk memastikan kesiapan pilot project itu, Luhut memanggil Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Dr dr Bachtiar Baso, dan Bupati Luwu Utara (Lutra) Indah Putri Indriani ke Jakarta.
“Hadir langsung Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan dr Nila Moeloek, Menteri Bappenas RI Bambang Brodjonegoro, Wagub Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, dan perusahaan asal Amerika Zipline, serta Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa,” kata Dr Bachtiar Baso via telepon, Senin (8/4/2019) malam.
Menurutnya, hasil kesepakatan bersama, program tersebut akan ditalangi investor asal Amerika.
Investor itu adalah perusahaan Zipline, perusahaan asal Amerika yang bergerak dibidang teknologi drone.
SELENGKAPNYA BACA DI TRIBUN TIMUR CETAK EDISI SELASA, 9 APRIL 2019, HALAMAN 1 DAN 7
Menurut Indah, pemerintah pusat menunjuk Lutra sebagai salah lokasi proyek percontohan drone pengirim barang. Drone itu akan digunakan mengirim obat dan darah ke daerah terpencil.
“Kami bersama bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan pihak ketiga dari Australia sudah pernah membahas proyek ini,” kata Indah.
Hanya saja, Indah belum bisa memberikan penjelasan secara detail terkait kapan dan bagaimana pelaksanaan proyek ini. "Masih dibahas," ujarnya.
Sebelumnya, Luhut mengatakan gagasan itu dirancang mengingat tingginya 1angka kematian ibu akibat pendarahan. Sementara pengiriman darah di daerah-daerah acapkali telat lantaran keterbatasan akses.
"Jadi bersama Kepala Bappenas dan Menteri Kesehatan kami tadi membicarakan regulasinya dan harmonisasi, kita mau coba," ujar Luhut di Kantor Kemenko Kemaritiman di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Menurutnya, pesawat nir awak nanti bisa bergerak dalam radius 80 kilometer ke daerah terpencil sehingga pengiriman darah tak lagi terlambat.
Luhut menargetkan proyek percontohan ini bisa segera dimulai dan biaya tengah dihitung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. "Investornya sudah ada dari Australia," katanya.
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, mengatakan, pada tahap uji coba, drone itu baru akan mengangkut darah.
Pasalnya, berdasarkan diskusi bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), transportasi obat menggunakan drone lebih berisiko.