Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Soal Penurunan Permukaan Tanah Pantai Palu, Ini Kata Kasatgas PUPR

Pelbagai kritik serta saran diberikan oleh sejumlah kalangan, khususnya soal pembangunan ulang kawasan Pantai Teluk Palu.

Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Suryana Anas
Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz
Kondisi Jl Rajamoili, Kelurahan Besusu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, enam bulan pasca bencana, Jumat (5/4/2019). (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz). 

Pun kalau menggunakan mangrove sebagai pelindung pantai, menurut Arie harus membutuhkan lahan yang luas.

"Kalau mencegah abrasi, bisa kalau tanah di sini (Pantai Palu) juga mengandung lumpur, karena bakau tumbuh hanya di daerah berlumpur," jelasnya.

Sehingga, langkah yang dinilai paling tepat dengan membangun tanggul rendah serta mengangkat permukaan jalan.

Perencanaan pembangunan Teluk Palu, dinilai Arie sudah sangat tepat.

Karena tsunami yang terjadi di Kota Palu bukan dipicu oleh gempa, melainkan longsoran bawah laut.

"Ada juga yang mencontohkan magrove kabonga berhasil melindungi pantai saat terjadinya tsunami," tuturnya.

"Hanya tolong dievaluasi dulu, apakah tsunami saat itu menerjang wilayah itu?, karena ada beberapa tepat tidak terdampak tsunami," tambahnya.

Arie kemudian menanyakan apakah persoalan penurunan permukaan tanah bisa diselesaikan dengan magrove.

Ia mencontohkan empat desa yang berada di Kecamatan Serenja, Kabupaten Donggala misalnya.

Kondisi seperti itu tidak mungkin seketika selesai hanya dengan menanam mangrove.

Perlu pertimbangan dari segi peningkatan eknomi dalam membangun.

"Kan harus ada kombinasi antara bangunan struktural dan non struktural, demikian juga pantai talise," pungakasnya. (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved